Bagikan:

Coklat Bukan Hanya Milik Swiss, Indonesia Juga Kaya Produk Coklat

BERITA

Jumat, 07 Jun 2013 17:46 WIB

Author

Yudi Rahman

Coklat Bukan Hanya Milik Swiss, Indonesia Juga Kaya Produk Coklat

coklat, Pipiltin Cocoa Factory, Tissa Aunilla, Irvan Helmi

KBR68H, Jakarta - Budaya makan cokelat belum mengakar luas di tanah air, padahal Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia. Ironis, katanya, saat orang-orang masih mengasosiasikan cokelat dengan negara Eropa seperti Belgia, Prancis, dan Swiss.

Nah, dari situlah dua orang kakak beradik, Tissa Aunilla dan Irvan Helmi bertekad ingin mempopulerkan cokelat Indonesia melalui bisnis cokelat buatannya. Apa yang membuat bisnis resto cokelat mereka berbeda dengan usaha lainnya? Seperti apa pula peluang bisnis cokelat di pasar Indonesia?

Dalam perbincangan khusus Obrolan Ekonomi di KBR68H, tercetus ide-ide dan pemikiran soal cokelat yang sudah disukai sejak ratusan tahun lalu.  Pada dialog yang dipandu oleh penyiar Quina Pasaribu dan direlay ke lebih dari 900 radio jaringan seluruh Indonesia, banyak masyarakat menanyakan perihal keunikan dan kelebih bisnis cokelat yang sekarang mulai menggurita.

Adalah Tissa Aunila dan Irvan Helmi yang membuka gerai  camilan cokelat yang terus digandrungi anak muda dan keluarga. Tissa dan Irvan menamai gerainya dengan nama Pipiltin Cocoa Factory. Gerainya itu memiliki beberapa kelebihan, salah satunya adalah mengajak pengunjung untuk menyaksikan proses pembuatan cokelat. Tak hanya menyajikan rasa manis, coklat di gerai Pipiltin Cocoa Factory menyajikan beberapa rasa dan bentuk yang menarik.

Pipiltin yang baru dibuka sejak  3 bulan lalu sebenarnya sudah  diriset dan disiapkan sejak empat tahun silam. Tissa Aunila menjelaskan, kekayaan coklat tanah air menjadikan dirinya bertekad hanya mengolah biji coklat dari tanah air dan langsung dari petani.

“Kita buka 7 Maret yang lalu tetapi perencanaan dan risetnya sudah berjalan empat tahun. Idenya kebetulan waktu saya sekolah di Belanda,  ada banyak coklat dari Indonesia yang dijual di negara-negara Eropa seperti Swiss. Sayang banget kalau tidak kita gunain karena negara kita negara ketiga yang kaya coklat. Jadi dari situ saya dan rekan saya produksi dari biji coklat mentah yang kita dapat dari petani sampai menjadi coklat batang. Sisi lain, kita juga ingin memberdayakan petani cokelat tanah air sendiri,” jelas Tissa.

Kata Tissa, coklat yang memiliki citarasa tinggi adalah coklat yang sudah melalui proses fermentasi.  Menurut Tissa, untuk mendapatkan coklat yang sudah melalui fermentasi cukup kesulitan sehingga membutuhkan waktu dan harga yang lebih mahal, “ Itu kesulitan kita, jadi coklat yang enak untuk mendapatkan rasa komplek yang pahit, asam dan manis seimbang harus melalui proses fermentasi. Sedangkan petani kita suka malas karena membutuhkan waktu lima hari dalam proses fermentasi,” ujar Tissa.

“Di Indonesia tingkat konsumsi coklat kita sangat rendah di banding Eropa. Kita hany makan cokelat 0.7 ons per orang per tahun. Sedangkan di Eropa tingkat konsumsi cokelat 5 kilogram per orang per tahun. Itu yang membuat kita lama dalam memulai bisnis coklat. Untuk mesin juga kita melakukan riset, kita menjadi orang pertama di Indonesia yang membeli mesin coklat yang terbaik. Selain itu, kita juga kesulitan dalam mencari petani coklat yang bisa mensuplai coklat berkualitas,” jelas Tissa saat ditanya soal lamanya riset dan membuka gerai coklat Pipitin Cocoa Factory.

Menurut Tissa dalam melakukan penetrasi bisnis gerai cokelatnya, Tissa mengemas cokelat dan menunya lebih menarik. Itu dilakukannya agar potensi makan cokelat di masyarakat terus berkembang, “ Sejak kita buka tiga bulan ini, tanggapannya sangat baik dari masyarakat. Tak hanya coklat batang, kita juga jual menu platted dessert yang terdiri dari berbagai rasa dan bentuk cokelat, jadi mereka pas makan itu penuh tandatanya soal aneka rasa coklat, yang tadinya suka coklat manis sekarang jadi suka cokelat pahit, karena rasa aslinya cokelat adalah pahit, kalau yang manis sudah campur gula dan susu,”ucap perempuan yang mengenakan pakaian berwarna krem.

Tissa juga mengakui, permintaan yang tinggi sempat kesulitan memenuhi keinginan pelanggan. Karena menurut dia, cokelat fermentasi yang dibutuhkan untuk gerainya memerlukan waktu dalam proses mendapatkan. Kata Tissa daerah yang sekarang ini menjadi penyuplai di gerainya berasal dari Tabanan Bali dan Pidie Jaya, Aceh.,” Pasokan coklatnya sulit didapat, kita beli secukupnya karena tidak bisa bertahan lama. Kita dapatkan biji  cokelat dari Tabanan Bali dan Pidie Jaya Aceh. Daerah Pidie Jaya, Aceh merupakan daerah penghasil cokelat di Aceh dan mereka diakui dunia internasional sebagai penghasil biji coklat berkualitas,” ucapnya.

Untuk mendapatkan rasa cokelat yang sesuai selera, pemilik  Pipiltin Cocoa Factory Tissa Aunila agak kesulitan. Menurut dia, daerah pensuplai cokelatnya seperti Aceh dan Bali memiliki perbedaaan, “Coklat Bali itu rasanya keasam-asaman seperti buah, tetapi kalau dari Aceh seperti memiliki aroma kacang. Makanya di Pipiltin, minumannya kita pakai cokelat Aceh untuk makanan dan kuenya kita pakai cokelat dari Bali. Karena kita produksi sendiri kita bisa mengolah sendiri varian produknya,” jelas Tissa.

Platted Dessert menjadi menu unggulan cokelat yang diletakkan dalam satu piring dengan beraneka bentuk dan unsur cokelat. Ada juga menu yang dinamai Tabanan Cokelat yang kita buat seperti pantai Tabanan yang kita bentuk di piring, “Ada pantainya, ada buinya, ada batu-batunya. Kita pakai cokelat dari Bali. Idenya kebetulan kami berdua dan chef sudah memilki inovasi untuk memasuki pasar camilan cokelat yang kami masuki melalui dessert (hidangan penutup). Jadi di setiap piring kita usahakan bikin kejutan,” ujar Tissa.

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending