KBR, Jakarta - Kemajuan teknologi berkembang sangat pesat menjadikan hidup kelihatan lebih mudah dan menyenangkan, namun tentu ada dampak negatif yang ditimbulkan perkembangan teknologi. Semisal, polusi dan pemborosan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Muncul kemudian teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak tersebut.
Sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berpusat di Ubud, Bali bernama Kopernik membuat program 'Ibu Inspirasi'. Program tersebut mengajak para ibu rumah tangga untuk mengenal teknologi ramah lingkungan.
Dalam perbincangan Perspektif Baru Sabtu pagi (07/05), Program Manager Kopernik, Nonie Kaban bercerita soal program tersebut. Menurutnya, perempuan-lah yang memberikan akses energi terhadap masyarakat atau komunitas di sekitarnya. Dengan menjadi Ibu Inspirasi, mereka mendistribusikan atau menjual teknologi ramah lingkungan yang tidak ada di lingkungan mereka.
"Saat ini, banyak ibu yang masih mengunakan kompor tradisional yang masih mengeluarkan asap sangat banyak. Melalui progam Ibu inspirasi ini, para ibu tersebut menjual kompor bio massa yang mengeluarkan asap lebih sedikit. Dengan membantu menyediakan teknologi ramah lingkungan, mereka secara tidak langsung membantu masyarakat untuk hidup lebih sehat dan lebih hemat", ujar Nonie.
Program telah dimulai sejak 2010 di Aceh, Tuban, dan Bojonegoro. Kemudian dilanjutkan pada 2011 untuk wilayah Indonesia Timur, tepatnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu Kupang, Sumba, Flores, dan Lembata. Sedangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) ada di Lombok Timur. Kini sejumlah 407 Ibu Inspirasi telah dicetak Kopernik.
Lebih lanjut Nonie menjelaskan, lewat 'Ibu Inspirasi' ibu-ibu yang tinggal di pedalaman, dan juga bukan seorang public figure diberdayakan. Lantas, kenapa harus mereka? berikut selengkapnya perbincangan dengan Nonie Kaban.
Apa yang menjadi latar belakang sehingga Kopernik mempunyai ide dengan konsep seperti ini?
Teknologi-teknologi yang kami bawa, seperti lampu tenaga surya, kompor bio massa, dan teknologi saringan air, dekat dengan perempuan. Siapa yang paling berdampak terhadap tiga teknologi ini adalah perempuan. Dengan menyediakan akses teknologi ramah lingkungan melalui perempuan akan membuat penetrasinya lebih cepat. Mereka mengetahui apa yang mereka perlukan. Mereka dengan lebih mudah untuk menceritakannya ke sesama tetangga bahwa mereka mempunyai teknologi yang bagus untuk kesehatan. Dengan menggunakan teknologi ini, mereka bisa menghemat uang sekian rupiah.
Perempuan khususnya ibu, memiliki peran yang sangat vital dalam mengelola segala hal di keluarga. Apakah Kopernik tidak ingin mengadaptasi konsep seperti ini ke masyarakat yang tinggal di kota-kota besar?
Kami melaksanakan program di daerah terpencil karena alat-alat seperti saringan air, kompor bio massa, dan lampu tenaga surya, adalah teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat-masyarakat terpencil. Mereka tidak mempunyai akses ke sarana air bersih atau listrik.
Apakah sistemnya satu desa satu Ibu Inspirasi, atau bagaimana?
Jumlahnya akan bergantung seberapa luas desanya. Di beberapa daerah, satu desa itu penduduknya bisa sampai 1.000 atau 2.000 orang. Jadi tidak ada batasan pasti bahwa satu desa ada lima atau sekian orang Ibu inspirasi. Namun yang pasti lebih dari satu orang karena biasanya mereka butuh teman untuk saling support.
Bagaimana tahapan-tahapannya agar bisa mengikuti program Ibu inspirasi?
Untuk menjadi seorang Ibu Inspirasi bisa masuk melalui beberapa cara. Bila secara individu, mereka bisa menghubungi mitra lokal kami, dan menyatakan bahwa mereka tertarik untuk bergabung di program Ibu Inspirasi.
Selain keterampilan, apakah ada keuntungan lain yang didapat para ibu dan komunitas mereka?
Kalau untuk ibunya sendiri, tentunya mereka mendapatkan pendapatan tambahan. Makin banyak yang dijual, makin banyak pendapatan mereka. Bagi masyarakat, manfaatnya lebih banyak lagi. Saya ambil contoh kalau masyarakat sudah menggunakan lampu tenaga surya berarti telah menggantikan penggunaan lampu minyak tanah.
Apa tujuan atau target spesifik Kopernik dalam program Ibu Inspirasi?
Bagi Kopernik, makin banyak teknologi yang terdistribusikan ke masyarakat, maka dampaknya makin besar. Misalnya, penggunaan lampu dengan minyak tanah yang berbahaya bagi kesehatan akan semakin berkurang.
Noni yakin model usaha mikro social energy merupakan cara yang efektif dalam meningkatkan standar hidup masyarakat di wilayah terpencil. "Kami ingin melihat perubahan perempuan untuk tidak lagi sebagai korban kemiskinan, khususnya kemiskinan energi. Kami ingin perempuan sebagai pemeran penting dalam upaya pemerataan akses energi di Indonesia", tutupnya.
Program "Perspektif Baru" mengudara setiap Sabtu pukul 06.30-07.00 WIB di radio-radio jaringan KBR. Simak terus program yang menampilkan tokoh-tokoh inspiratif tersebut.