Bagikan:

Wasekjen Golkar: Soal Koalisi, Belum Bisa Kita Yakinkan 100 persen

Peta koalisi berubah cepat. Selasa kemarin (13/5), Partai Golkar yang sebelumnya dekat dengan Capres Prabowo Subianto menunjukkan isyarat akan mendukun Capres Jokowi

BERITA

Rabu, 14 Mei 2014 12:28 WIB

Author

Anto Sidharta

Wasekjen Golkar: Soal Koalisi, Belum Bisa Kita Yakinkan 100 persen

Wasekjen Golkar, Koalisi, Ulla Nuchrawaty

KBR, Jakarta – Peta koalisi berubah cepat. Selasa kemarin (13/5), Partai Golkar yang sebelumnya dekat dengan  Capres Prabowo Subianto menunjukkan isyarat akan mendukun Capres Jokowi. (Baca: Koalisi Dengan Golkar, PDIP Klaim Internal Tetap Solid)

Namun, menurut Wakil Sekjen Golkar, Ulla Nuchrawaty, kepastian dukungan partainya akan ditentukan pada Rapimnas tanggal 17 Mei mendatang. Ia menyatakan, partainya kini fleksibel soal kemungkinan mengusul calon presiden atau wakil presiden.

Apa saja yang menjadi pertimbangan Partai Golkar dalam menentukan peta koalisi ini. Simak penjelasan Wakil Sekjen Golkar, Ulla Nuchrawaty, dalam Program Sarapan Pagi KBR, Rabu (14/5).

Kalau dari Partai Golkar sendiri keputusannya kapan akan diambil?


Insyaallah nanti pada Rapimnas tanggal 17.

Jadi sekarang posisi Partai Golkar kemana sebetulnya?


Posisi Partai Golkar ya wajib hukumnya semua harus melakukan koalisi atau mencari mitra.

Artinya sekarang masih memungkinkan untuk tetap gabung dengan Gerindra, Demokrat atau pilihan baru PDIP?


Saya kira kemarin kita dengar salah seorang pengamat dan resmi dari wakil Golkar mengatakan bahwa sepanjang jalur kuning dan tenda biru belum ada maka segala kemungkinan belum bisa kita yakinkan 100 persen.

Pak Aburizal Bakrie menurunkan posisinya dari sebelumnya capres sekarang cawapres. Apakah kalau kemarin sudah dekat dengan Jokowi tetap menginginkan jadi cawapres atau terserah?


Memang rapim kita selalu targetnya yang tertinggi, capres. Saya kira tidak ada partai yang begitu lahir bersedia jadi wakil presiden, tetapi kita selalu maunya yang tertinggi adalah calon presiden dan itu di Rapimnas yang kedua kami sudah dikukuhkan. Bahkan lebih ekstremnya kita sudah jelas sekali bahwa untuk calon wakil presiden pun kita serahkan sepenuhnya kepada ketua umum untuk menetapkan siapa wakil presiden. Sekarang ini kenyataannya memang tidak ada satupun partai yang lolos ambang maka kemudian tidak ada jalan lain harus berkoalisi.

Kedua, apakah calon presiden atau wakil presiden maka itu instrumen untuk mencapai tujuan. Tujuan Partai Golkar sama dengan partai lain bahwa pertama mewujudkan cita-cita lahirnya NKRI untuk rakyat dan berkeadilan. Jadi apakah calon presiden atau wakil presiden buat kami bukan berarti menurunkan posisi tetapi menggunakan alat atau instrumen untuk mencapai tujuan tadi.

Dulu pernah berkoalisi dengan Demokrat selama dua periode dan cukup nyaman, perlu peluang untuk itu?


Kita menunggu yang terbaik adalah untuk rakyat karena suara Golkar suara rakyat. Poros manapun tentunya itu adalah yang terbaik untuk rakyat, maka sampai detik ini yang terbaik menurut Partai Golkar adalah poros yang pertama yaitu PDIP, Nasdem, PKB, dan Golkar di dalamnya. Tapi apakah kemudian ada poros ketiga ini masih ada waktu berapa hari untuk kemudian biarkan rakyat nanti akan mengarahkan Golkar mau kemana.

Kalau di hasil pemilu legislatif suara rakyat sudah mengarahkan Partai Demokrat ini istilahnya “hukuman” bahwa sebaiknya dibenahi dulu internal partai, suara-suara oposisi juga sudah mulai bermunculan di Demokrat. Apakah kira-kira Partai Golkar juga akan mengikuti? siap menjadi oposisi?

Biarkan rakyat yang menentukan itu sebagai memiliki kedaulatan dalam politik. Tetapi Partai Golkar tidak ada sejarahnya untuk kemudian oposisi, Partai Golkar itu dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung dan apa kata rakyat ya itu yang kemudian kita bikin.

Tapi bukannya itu akan menimbulkan pertanyaan bahwa orientasi Partai Gokar adalah selalu kekuasaan?


Tidak, bukan itu. Jangan melihat kekuasaan itu sebagai alat untuk kemudian menghakimi, menghukum atau bertindak semena-mena. Kekuasaan itu adalah bagian dari kelengkapan kita untuk berjuang, mana mungkin orang bisa menguasasi sesuatu kalau dia tidak punya kekuasaan. Tujuan kita adalah menguasai seluruh hajat hidup bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan yang tadi adil makmur merata.

Jadi condongnya ke PDIP ya karena posisi Gerindra soal cawapres sudah mulai terlihat kemarin ya?


Iya kita tahu banyak alternatif, indikator, parameter, dan tentunya ada lobi-lobi. Kalau ada sepuluh kriteria, sembilan oke dan satu penentu yang kemudian tidak saya kira apapun kita bisa dibatalkan dari kedua belah pihak. Mungkin Gerindra merasa tidak happy dengan Golkar atau Golkar merasa kurang nyaman, jadi baik-baik saja dalam politik tidak ada masalah.

Tanggal 17 nanti apakah akan ada kemungkinan memunculkan calon baru selain ketua umum?


Internal Partai Golkar tentunya mengarahkan kita semuanya kepada rapim sebagai legitimasi siapapun yang menjadi representasi Partai Golkar. Semua orang tahu bahwa Partai Golkar itu LUBER kadernya, saking LUBER-nya maka dia sudah boleh dan berani bahkan berhasil untuk membentuk partai lain untuk berkembang biak.

Jadi apakah nanti ketua umum kami yang langsung tampil atau menyerahkan kepada kader lain yang lebih memiliki kepercayaan, kompetensi, dan juga kemampuan tentu itu urutan kedua.

Tapi suara-suara di Golkar seperti apa saatnya?


Saya kira ornamen musik masih bunyi tapi masih sumbang, belum bisa menghibur rakyatnya mau mendengar. Kalau saya pribadi jujur mengatakan bahwa empat tahun partai ini dinahkodai Pak Aburizal Bakrie, beliau adalah kapten kapal yang bertanggung jawab terhadap apapun kendaraannya yang kita gunakan ini. Termasuk barangkali membeli oli, bensin, dan seterusnya. Saya kira jadi wajarlah kalau beliau kemudian mengatakan bahwa kita percepat atau percepat kendaraan ini, logika saya disitu.

Tapi komunikasi ke semua partai masih intens dilakukan?

Tidak ada satupun partai yang kemudian melihat Gokar ini sebagai lawan karena Golkar juga melihat semua partai ini sebagai kawan di dalam membangun bangsa.

Jadi tetap mencoba menjadi primadona?


Kita harus menggunakan logika yang rasional dan objektif. Saya baru kampanye sampai di puncak gunung, pinggir lautan semua ditanya siapa partai yang paling dikenal ya Golkar. Tapi kenyataannya kita bukan pemenang, kita masih nomor dua saja.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending