KBR, Jakarta- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) secara resmi memberikan
dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014.
Ketua
Umum PPP Suryadharma Ali mengatakan keputusan tersebut diambil dalam
rapat pimpinan nasional dengan suara bulat. Menurutnya, Prabowo dipilih
lantaran memiliki kemampuan yang tinggi dan berpikiran terbuka.
"Pertimbangan PPP menjatuhkan pilihannya kepada capres Prabowo Subianto
karena beliau memiliki kapabilitas yang memadai untuk memimpin Indonesia
ke depan. Dan kami juga merasa hubungan ini sangat terbuka dengan
beliau. Adanya pandangan bahwa Pak Prabowo itu adalah orang yang tidak
bisa menerima masukan, dalam pandangan PPP itu tidak benar."
Ketua umum PPP Suryadharma Ali menambahkan, partainya siap mengerahkan seluruh kader di daerah untuk memenangkan Prabowo Subianto di pemilu presiden 9 Juli nanti. Di hadapan media, Suryadharma menyebut PPP sebagai partai pertama yang secara resmi memberikan dukungan kepada Prabowo.
Rapimnas PPP untuk menentukan arah koalisi dilaksanakan selama dua hari
di Hotel Aston, Rasuna Said, Jakarta. Pembahasan kemungkinan tiga opsi
koalisi berjalan alot sejak awal rapat. Sidang sempat beberapa kali
mengalami deadlock dan terpaksa diskors. Skors paling lama terjadi pada
10 Mei selama sekitar 27 jam.
Banyak lobi-lobi yang dilakukan sepanjang masa skors, hingga akhirnya tersisa dua nama untuk didukung pencapresannya yaitu Jokowi atau Prabowo. Rapat akhirnya memutuskan secara bulat dukungan kepada Prabowo Subianto.
"Perlu dicatat bahwa PPP adalah partai yang pertama kali memberikan dukungan kepada Prabowo pada tanggal 23 Maret di Gelora Bung Karno dan PPP juga telah mengulangi dukungannya dengan dukungan yang nontransaksional. Dengan demikian sesungguhnya PPP telah memberikan dorongan yang sangat kuat bagi Prabowo Subianto untuk menjadi capres RI. Dan secara formal PPP juga adalah partai yang pertama pada hari ini tanggal 12 Mei 2014 tepat pukul 02.00 dini hari secara resmi memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai capres RI," kata Suryadharma Ali.
Editor: Dimas Rizky