KBR, Jakarta - Peserta konvensi pemilihan calon presiden dari Partai Demokrat bakal menjadi Juru Kampanye pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada pilpres Juli mendatang.
Wakil Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, nama-nama peserta konvensi yang akan menjadi Jurkam itu sudah dipilih dan tinggal diumumkan ke publik dalam waktu dekat. Namun, ia enggan menyebut nama peserta itu karena bukan kewenangannya.
"Ada tokoh-tokoh, figur-figur yang kemarin ikut dalam Konvensi Capres Demokrat. Mereka kemudian menyatakan bergabung ke koalisi PDI Perjuangan. Nama-nama tentu akan diumumkan oleh pasangan calon, saya tidak punya mandat untuk itu. Kami pastikan nama yang masuk sudah menyatakan kebulatan hatinya," kata Hasto di Posko Pemenangan Jokowi-JK di Menteng, Jakarta, Kamis sore, (22/5).
Hasto Kristiyanto menambahkan, juru kampanye yang dipilih merupakan ahli dalam bidang tertentu. Kata dia, jurkam dan tim kampanye yang dipilih harus kreatif, karena tim Jokowi menggunakan dana kampanye yang minim.
Sementara itu, Partai Demokrat menjamin atribut partai berkuasa tersebut tidak akan muncul saat pilpres Juli mendatang. Ketua DPP Partai Demokrat Jafar Hafsah mengatakan, jaminan itu sebagai bentuk sikap netral yang diambil Demokrat menjelang pemilu presiden.
Para kader yang menggunakan atribut untuk kepentingan salah satu pasangan capres bakal menerima sanksi sesuai aturan organisasi.
"Karena partai kan tidak berpihak kepada salah satu atau tidak masuk koalisi. Berarti seluruh mesin partai tidak bekerja untuk salah satu kelompok koalisi itu. Semuanya turun pada orang per orang," ujar Jafar Hafsah ketika dihubungi KBR, Kamis (22/5).
Sebelumnya, beberapa tokoh dan kader senior Partai Demokrat menyatakan dukungannya kepada salah satu kandidat. Tak hanya itu, peserta konvensi Partai Demokrat juga menyatakan keberpihakan kepada salah satu kandidat. Hal itu dikarenakan Demokrat memberi kebebasan pada kadernya untuk memihak salah satu calon, namun ia melarang kadernya menggunakan atribut atau mesin politik partai saat kampanye pilpres.
Editor: Antonius Eko