KBR, Jakarta - Sekitar 6000-an caleg masih menunggu hasil perhitungan resmi KPU dalam pertarungan mereka memperebutkan kursi di parlemen. Padahal hanya ada 560 kursi DPR RI di 77 daerah pemilihan (Dapil) di seluruh Indonesia. Lalu bagaimana mereka yang tak terpilih?
Salah satu fenomena menarik dalam pemilu legislatif adalah bermunculannya caleg-caleg stres. Rupanya gelaran akbar pemilu ini berdampak pula bagi kesehatan fisik dan mental para caleg.
Pskiater RS Marzoeki Mahadi Bogor, dr Lahargo melihat beberapa pagelaran pemilu memang memunculkan menjadi penyakit musiman berupa gangguan mental. Mulai dari gangguan kesehatan mental tingan hingga gangguan mental berat alias sakit jiwa.
"Mulai dari ringan yaitu mudah lelah badannya, tidak nyaman rasanya, sampai kepada keluhan berat, seperti munculnya gejala depresi, gangguan cemas berlebihan, sampai yang lebih berat kita sebut gejala psikotik yakni gejala seseorang yang tidak bisa membedakan mana yang realitas mana yang tidak."
Menurut Lahargo, kesehatan mental seseorang perlu dilihat dari banyak faktor, di antaranya, genetik, psikologis dan sosial. Faktor tersebutlah yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Jika itu tidak terpenuhi dengan baik, maka tingkat kesehatan mentalnya akan mengalami penurunan drastis.
(baca juga: Caleg Stres Bermunculan, Datangi Penasehat Spiritual)
Hal serupa pun bisa terjadi pada calon legislatif dengan ekspektasi yang tinggi pada pemilu. Apalagi jika di tambah dengan penyiapan diri yang kurang untuk menerima kekalahan, serta kondisi mental dan manajeman stresnya yang tidak mumpuni.
"Stres merupakan perubahan dalam diri kita, Jika kita bisa mengatasinya dengan benar, dia bisa menjadi dorongan positif bagi kit. Namun kalau stres berujung negatif maka itu juga bisa berujung pada gangguan jiwa."
Seseorang perlu mewaspadai jika perubahan jiwanya tak stabil seperti, mudah lelah, kehilangan energi, mudah marah dan tak minat melakukan apapun. Perasaan cemas berlebihan dan sering berhalusinasi. Segeralah, kata Lahargo untuk menemui dokter Anda langsung.
Salah satu strategi dalam manajeman stres adalah dengan pola hidup yang sehat. Olah raga yang rutin, makan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup. Anda juga bisa melakukan kegiatan relaksasi agar stres yang hinggap bisa diatasi dan memotivasi.
Calon anggota legislatif PDIP Sere Tambunan mengamini. Stres jelang, ketika dan pasca Pemilu legislatif memang menimbulkan tekanan mental yang semakin lama semakin kuat. Menurut Sere, ia sering mengalami tekanan seperti sering cemas, was-was dan muncul perasaan sedih.
Sere hanya mengalami masalah kesehatan seperti influensa akibat terlalu lelah dalam berkampanye. Sere juga mengaku kegiatan sosial yang dibangunnya sejak dulu, jauh sebelum dirinya mencalonkan diri, menjadi sebab stres jarang menghampirinya.
Menurut Sere, banyaknya caleg yang mengalami stres bahkan sampai gangguan jiwa juga disebabkan pola perekrutan partai yang salah. Partai seharusnya merekrut caleg dengan rekam jejak organisasi kemasyarakatan yang kuat, sehingga mudah dikenali dan menghindari caleg yang bermodal tebal.
Tak hanya itu, pola tes psikologi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga sebaiknya dilakukan menjelang dua bulan sebelum Pemilu legislatif.
(baca juga: Rumah Sakit di Bogor Bersiap Tampung Caleg Stres)