KBR, Yogyakarta - Wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqodas mengkritik Capres PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai tidak transparan mendekati ketua KPK Abraham Samad untuk dijadikan cawapres.
Menurut Busyro, seharusnya Jokowi dan PDIP memilih cara yang santun untuk berhubungan dengan lembaga negara. Misalnya, mengirimkan surat kepada KPK untuk menjadikan Abraham Samad salah satu kandidat cawapresnya.
Jika Jokowi telah mengirimkan surat, unsur pimpinan KPK akan mengadakan rapat untuk menentukan boleh tidaknya Abraham Samad untuk menjadi cawapres Jokowi
“Ketika nama Pak Abraham Samad disebut-sebut oleh media, dan beberapa kali ada pertemuan dengan Pak Jokowi. Jika memang Pak Jokowi dan atau partai pendukungnya menginginkan Pak Abraham Samad menjadi cawapres saran kami selaku salah satu unsur pimpinan KPK ditempuh dengan jalan transparan dan terbuka. Kirim surat resmi kepada KPK, datang Pak Jokowi dan partainya kepada KPK benar gak sih? Kalau benar kirimlah surat. Terus terang baru kami rapatkan, kami izinkan atau tidak. Karena ini tidak ada surat menyurat tidak ada permintaan resmi maka ini hanya akrobat saja kan,” tegas Busyro.
Menurut Busyro, tidak ada kepentingan yang politik di dalam KPK namun dirinya menegaskan Abraham adalah ketua KPK hingga tahun 2015, jika tidak transparan maka kepemimpinan ketua KPK saat ini dapat disalahartikan.
Editor: Antonius Eko