Bagikan:

Ini Sambutan Prabowo Resmi 'Melawan' Jokowi

KBR, Jakarta - Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa resmi berpasangan di pemilihan Umum Presiden 2014 Juli mendatang. Dia menyampaikan orasi dan menyebut pendeklarasiannya adalah peristiwa bersejarah.

BERITA

Senin, 19 Mei 2014 16:20 WIB

Author

Yudi Rachman

Ini Sambutan Prabowo Resmi 'Melawan' Jokowi

prabowo, ical, golkar, gerindra

KBR, Jakarta - Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa resmi berpasangan di pemilihan Umum Presiden 2014 Juli mendatang. Dia menyampaikan orasi dan menyebut pendeklarasiannya adalah peristiwa bersejarah.

Dengan mengenakan pakaian serba putih, Prabowo naik ke podium. Suaranya diperjelan dengan pengeras suara dan model mic tempo dulu. Di dampingi Hatta Rajasa, Prabowo mersyukur banyak diusung partai, terutama Golkar yang mendapatkan suara banyak kedua di Pileg kemarin.

Deklarasi itu dilakukan di Rumah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak I/29, Jakarta Timur, Senin (19/5). Berikut cuplikan orasi Prabowo:

Hari ini di tempat yang bersejarah ini, bersama-sama kita telah mendengarkan pernyataan dukungan dari partai-partai yang bersejarah, yang mewakili rakyat Indonesia. Saya dan Pak Hatta Rajasa menyatakan menerima kepercayaan dan amanah yang diberikan kepada kami. Kami akan kerahkan tenaga, pikiran bahkan jiwa dan raga kami untuk bangsa, negara dan rakyat Indonesia yang kita cintai.

Yang saya kira perlu diketahui bersama adalah bahwa dalam beberapa hari dan minggu ini setelah kita semua sebagai warga negara Republik Indonesia yang bertanggungjawab, setelah kita terjun ke dunia politik, dengan segala pengorbanan kita masing-masing dari semua partai, semua daerah. Dengan kesadaran kita telah berkorban karena kita ingin menjalankan suatu bentuk negara, pemerintahan yang demokratis dan yang bertanggungjawab kepada rakyat Indonesia.

Kita percaya dengan demokrasi. Kita semua di sini mempertaruhkan segala-galanya demi demokrasi di negara kita. Kita tahu bahwa harus berkuasa untuk memerintah dan harus memerintah untuk berbuat kebaikan kepada bangsa dan negara. Kita ingin memperoleh itu dengan damai, dengan konstitusional, dengan keikhlasan dari rakyat.

Kita telah berlomba, kita telah alami semua bahwa masih banyak kekurangan dalam demokrasi yang kita bangun. Tapi kekurangan ini tidak membuat kita patah semangat, putus asa. Justru kita harus bertekad untuk memperbaiki kehidupan demokrasi kita di hari-hari yang akan datang. Koalisi lah yang akan memerintah.

Saya kadang berkata agak keras. Tapi saya juga yang mengatakan kalau pemerintahan SBY banyak jasa kepada negara. Justru dengan apa yang telah dicapai, kita ingin membangun di atas pondasi-pondasi yang baik. Indonesia punya posisi strategis, itu juga sebabnya banyak negara yang terlibat sengketa di wilayah-wilayah sekitar kita. Tantangan yang kita hadapi tidak ringan.

Partai besar akhirnya memutuskan untuk bergabung. PKS, PAN, Gerindra, PPP, PBB dan Golkar. Golongan Karya yang telah melahirkan kader-kader terbaik bangsa kita. Kita memutuskan untuk bergabung. Dan saya harus mengakui proses berhari-hari ini, berminggu-minggu ini adalah proses yang penuh pembelajaran, penuh liku-liku, penuh malam tanpa tidur, melelahkan. Saya mantan prajurit mengakui politik ini lebih melelahkan.

Tapi ada satu hal yang saya pelajari. Saya bisa melihat, saya bisa bergaul, saya bisa berdiskusi dengan pemimpin-pemimpin terbaik bangsa Indonesia. Tokoh-tokoh pemimpin partai yang saya hadapi, saya lihat kesungguhan, itikad, keinginan mereka ingin berbuat terbaik untuk bangsa Indonesia. Karena itu penciptaan koalisi ini walaupun berliku, lancar. Ada partai religius, ada partai kebangsaan, tapi di partai kebangsaan, kita menemukan religiusitas. Di partai religius kita temukan kebangsaan.

Lalu bicara soal proses koalisi yang tidak mudah. Sifat kenegarawanan. Di awal Hilmi ketika berjumpa dengan kami, ini kami usulkan untuk jadi calon wapres Bapak. Tapi apabila bapak harus memilih yang lain, kami pun tidak keberatan. Kami rela. Sama dengan partai lain.

Pak Suryadharma Ali menyatakan PPP mendukung tanpa syarat. Golkar di koalisi kita hasilnya terbesar. Bapak Aburizal Bakrie saya kenal, beliau adalah tokoh yang punya track record baik. Memimpin partai kedua terbesar di negeri ini tapi bersedia mendukung saya sebagai calon presiden. Ini adalah sesuatu yang tidak dibayangkan oleh pengamat politik terhebat sekali pun."

Tadinya Pak ARB mau ikut ke sini sekarang. Saya yang katakan, jangan. Nanti kami yang akan datang ke Bapak ARB. Golkar datangnya di penghujung, tapi Golkar yang akhirnya jadi King Maker. Jadi penentu nasib bangsa Indonesia.

Kami sadar persoalan bangsa begitu rumit dan kompleks. Kami harus mencari putra dan putri terbaik untuk memimpin kebangkitan kembali Indonesia Raya yang kita cintai. Akan menyusun pemerintahan dari putra dan putri terbaik bangsa. Tidak hitung-hitungan partai mana dapat berapa kursi. Tidak ada ketua yang membicarakan itu.

Kami siap laksanakan tugas. Kami akan lakukan yang terbaik. Kami butuh dukungan dari semua unsur bangsa ini. Kita ingin selamatkan masa depan bangsa ini. Jadi bangsa yang terhormat dan bermartabat dan berdiri di atas kaki sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?


Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending