Calon Anggota KPUD Trenggalek Protes Tak Lolos Seleksi

KBR, Trenggalek - Sejumlah mahasiswa dan calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek, Jawa Timur protes karena tidak lolos seleksi. Mereka menuding tim seleksi (timsel) tidak transparan dan curang.

Aksi protes itu dilakukan di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trenggalek, Senin (26/5). Sebagian besar mereka dinyatakan tidak masuk dalam sepuluh besar calon anggota KPU Trenggalek 2014-2019.

Salah satu peserta seleksi, Bambang Puji Susilo mengatakan selama mengikuti seleksi pihaknya menemukan banyak kejanggalan. Di antaranya panitia seleksi tidak pernah mengumumkan secara terbuka terhadap hasil tes tulis, tes kesehatan maupun psiko tes.

Selain itu panitia dituding tidak profesional meskipun telah dinyatakan tidak lolos seleksi kesehatan. Salah satu peserta justru masuk dalam 10 besar.

"Tiba-tiba muncul sepuruh orang nama, ada jug yang dari kerabat dekat timsel sendiri. Jadi unsur nepotismenya sangat kuat. Kemudian yang kedua, penguji psiko tes dan pihak RSUD tidak profesional dan tidak layak menjadi penguji," kata Bambang.

Terkait kondisi tersebut Bambang menuntut agar kalangan DPRD memanggil seluruh anggota tim seleksi KPU dan melakukan konfirmasi terkait karut-marut perekrutan tersebut. Selain itu pihaknya juga menuntut KPU Jawa Timur turun tangan dan dilakukan seleksi ulang.

"Karena di sini juga ada indikasi KKN, karena beberpa nama yang lolos ke dalam 10 besar ini adalah orang dekat tim seleksi KPU, ada apa ini," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Trenggalek, Samsul Anam mengatakan, pihaknya akan segera memanggil tim seleksi serta anggoota Sekretariat KPU Trenggalek untuk dilakukan klarifikasi.

"Komisi I akan segera memanggil pihak-pihak yang terkait, nantinya hasil itu kan kami jadika refernsi untuk mengambil kebijakan," kata Samsul Anam.

Sebelumnya, dalam seleksi calon anggota KPU Trenggalek terdapat 49 nama yang mengikuti tes. Dari jumlah itu, 10 peserta dinyatakan lolos dan siap diajukan ke KPU Provinsi Jawa Timur untuk diseleksi menjadi lima nama.

Editor: Pebriansyah Ariefana