KBR, Jakarta - Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (Almisbat) menyesalkan keputusan untuk mengusung Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo (Jokowi).
Pasalnya, JK dikhawatirkan malah jadi beban bagi pemerintahan Jokowi mengingat selama ini dia dikenal sebagai orang yang terlalu mendominasi. Wataknya yang suka dominan dikhawatirkan bisa melangkahi atasannya, yaitu Jokowi sebagai presiden, dalam mengambil keputusan penting jika pasangan ini terpilih.
Apalagi dari segi usia dia jauh lebih senior dibanding Jokowi. Sekjen Almisbat Hendrik Sirait juga juga meragukan kejujuran JK. Ini bisa dilihat dari fakta yang terungkap dalam sidang kasus Century.
Di persidangan, bekas Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku, selain ke presiden, dia juga meneruskan pesan SMS ke JK, yang saat itu menjabat sebagai wapres, tentang langkah penanganan kasus Bailout Century.
Fakta ini bertentangan dengan pengakuan JK selama ini yang membantah bahwa dia tidak diberitahu soal rencana bailout.
Sementara posisi bisnis keluarga seperti perusahaan Bukaka yg dimiliki JK dan keluarga menjadikan posisinya rawan atas tabrakan kepentingan politik dengan kepentingan bisnis keluarga.
Terakhir, dengan ditetapkan JK sebagai cawapres jelas bertentangan dengan keinginan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri yang ingin melakukan regenerasi kepemimpinan. Mengingat usia JK yg sudah berumur, bahkan lebih tua dibanding Megawati. Namun meski menyesalkan, Almisbat tetap menghormati keputusan yg sudah diambil. Almisbat tetap mendukung Jokowi dan berupaya berjuang mengantarkan dia sebagai presiden baru.
“Soal JK kami tidak terlalu khawatir. Mengingat posisi Almisbat yg sejak awal menempatkan posisi sebagai mitra kritis Jokowi. Kami akan kawal Jokowi dari gangguan siapapun, termasuk JK, jika nantinya dia bertindak menyimpang saat menjabat,” tegas Almisbat.
Pernyataan ini sekaligus warning bagi JK. Jika dia menggangu jokowi, Almisbat pasti akan bertindak.