Bagikan:

Lakon Madekur Terkeni Semarakkan Sastra Bulan Purnama

KBR68H, Yogyakarta - Penyair empat generasi membaca puisi dan fragmen pertunjukan teater dengan lakon bertajuk Madekur Terkeni/Orkes Madun #1, karya Arifin C. Noer.

BERITA

Rabu, 22 Mei 2013 10:02 WIB

Lakon Madekur Terkeni Semarakkan Sastra Bulan Purnama

sastra bulan purnama, rumah tembi, madekur terkeni

KBR68H, Yogyakarta - Penyair empat generasi membaca puisi dan fragmen pertunjukan teater dengan lakon bertajuk Madekur Terkeni/Orkes Madun #1, karya Arifin C. Noer. Acara ini digelar untuk menyemarakkan Sastra Bulan Purnama edisi 21 di Tembi Rumah Budaya, Minggu, (26/5) malam.

Beberapa penyair yang tampil yaitu Soeparno S.Adhy, Margita, Ulfatin dan Septi Shinta Sunaryati. Selain pembacaan puisi, pentas itu juga akan diisi permainan gitar akustik oleh Pedro, yang menggarap puisi karya penyair Slamet Riyadi Sabrawi menjadi lagu.

Menurut Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama, penyair empat generasi yang tampil itu masing-masing memiliki riwayat generasi kepenyairan berbeda. Soeparno S Adhy, kata Ons Untoro adalah penyair generasi Persada Studi Klub (PSK) asuhan Umbu Landu Paranggi, bahkan dia termasuk ikut mendirikan PSK. “Tiga penyair yang lain, Margita dari generasi kepenyairan tahun 1980-an, Ulfatin masuk generasi tahun 1990-an dan Septi Shinta Sunaryati kami masukkan generasi penyair yang mulai menulis tahun 2.000,” katanya kepada Harian Jogja, Senin (20/5).

Sastra Bulan Purnama edisi 21 mengusung tema Penyair 4 Generasi Membaca Puisi. Menurut Ons, pilihan tema tersebut didasarkan karena para penyair yang tampil dari generasi yang berbeda, setidaknya selisih 10 tahun untuk menandai kepenyairan.

“Istilah generasi ini kita ambil hanya untuk mempermudah menandai masing-masing penyair yang tampil” kata Ons Untoro.
Masing-masing penyair mengirim 10 puisi yang ditulis setidaknya tahun 2012 sehingga bisa menunjukkan bahwa para penyair ini masih aktif menulis puisi. Adapun fragmen pertunjukan teater Madekur Tarkeni/Orkes Madun #1 disutradarai Puntung CM.

Pujadi akan dimainkan selama durasi waktu 20-30 menit oleh Gabungan teaterawan Jogja sebagai bentuk dari perkenalan kepada publik sebelum dipentaskan kepada publik yang lebih luas.

“Madekur Tarkeni, merupakan bagian pertama dari pentalogi Orkes Madunnya Arifin C Noer. Ada dua bingkai cerita di dalam lakon Madekur, satu cerita berkisah tentang kisah cinta Madekur (pencopet) dengan Tarkeni (pelacur) namun di bingkai besarnya, menceritakan tentang Waska, beserta anak buahnya yang berniat merampok semesta,” kata Puntung CM Pujadi.


Sumber: Radio Star Jogja

Editor: Doddy Rosadi


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending