KBR68H, Jakarta - Sebanyak 80 dokter menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana negara. Mereka yang bergabung dalam Dokter Indonesia Bersatu meminta perlindungan hukum dalam upaya mengobati pasien. Presidium DIB, Agung Saptahadi mengatakan perlindungan hukum untuk dokter masih lemah. Pasalnya, kata dia, saat menjalankan tugas dokter rentan digugat pasien atas dugaan malpraktek. Bagaimana tanggapan Ikatan Dokter Indonesia atas demo yang dilakukan Dokter Indonesia Bersatu itu? Simak perbincangan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Novri Lifinus dengan Ketua Ikatan Dokter Indonesia IDI, Zaenal Abidin dalam program Sarapan Pagi.
Bagaimana tanggapannya soal tuntutan Dokter Indonesia Bersatu kemarin?
Saya kira wajar saja misalnya ada dokter, perawat, bidan menyampaikan tuntutan aspirasi mereka juga dihargai. Saya melihat bahwa sektor kesehatan di Indonesia memang belum dianggap sebagai sektor yang utama. Sektor kesehatan tidak lebih dari politisasi kesehatan, tapi tidak ada dalam implementasi. Misalnya mau pilkada semuanya mengkampanyekan tentang kesehatan, setelah jadi lupa. Karena memang hanya menjadikan jargon politik, belum merupakan sesuatu yang mereka pikirkan matang-matang bahwa setelah mereka berteriak mengkampanyekan itu belum siap. Karena sebenarnya mereka tidak mengerti melakukan apa.
Ini ada semacam ketakutan dari para dokter ini misalnya dalam tindakan medis. Sebenarnya apa yang dilakukan IDI untuk mengurangi atau mencegah hal seperti itu?
Pertama kita memang tetap mengajarkan dokter itu untuk memperbaiki kompetensi baik pengetahuan maupun skill, juga tentang etika mereka. Itu yang lebih penting dibanding yang lain, kalau itu dilaksanakan dengan baik tentu semakin sedikit tuntutan masyarakat. Tetapi kemudian yang paling penting dari semua itu adalah sistem kita harus diperbaiki dengan baik, saya sering mendapati ketika pasien itu berjubel maka jangan percaya dokter itu akan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien.
Kalau satu orang dokter berbuat malpraktik itu seluruh dokter juga terkena dampaknya ya?
Iya betul.
Ini apa karena beban yang 24 jam atau bagaimana?
Tidak. Saya melihat tidak bisa dipungkiri bahwa ada demokratisasi, masyarakatpun berhak menyampaikan apa keluhannya dan ada teknologi informasi yang canggih.
Idealnya itu satu dokter menangani berapa pasien?
Kami hanya menghitung untuk di layanan primer. Dokter umum baik di puskesmas maupun rumah sakit sehari waktu bekerja delapan jam itu maksimal 30 orang, sekarang kadang-kadang sampai 100 pasien sehari. Semua harus dilayani karena kalau sudah datang ke tempat pelayanan jauh-jauh tidak dilayani pasti marah. Menurut saya ini yang harus ditata dengan baik sehingga kalau bisa di setiap lingkungan masyarakat ada praktik dokter.
IDI: Masih Ada Dokter yang Melayani 100 Pasien per Hari
KBR68H, Jakarta - Sebanyak 80 dokter menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana negara.

BERITA
Selasa, 21 Mei 2013 14:07 WIB


IDI, dokter indonesia bersatu, unjuk rasa, jakarta
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai