KBR68H, Jakarta - Buruh menolak rencana pemerintah untuk menghilangkan subsidi BBM. Apapun bentuk keputusan pemerintah, kenaikan BBM akan berpengaruh bagi kehidupan buruh. Selain menambah beban buruh, penaikan harga BBM sudah pasti akan memberi dampak kepada laju inflasi. Seberapa besar dampaknya terhadap inflasi? Kita simak perbincangan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Arin Swandari dengan Kepala BPS Suryamin dalam program Sarapan Pagi.
Dari perkiraan BPS dengan isu kenaikan harga BBM sekitar Rp 6.500 itu berapa kemungkinan inflasi atau barang-barang akan naik harganya?
Kalau BPS tidak memperkirakan. Nanti akan memotret dari survei harga yang sebenarnya nanti, kita ada survei setiap minggu di kota IHK (Indeks Harga Konsumen) 66 kota. Kemudian setiap kota ada sekian pasar, dari sekian pasar ada sekian pedagang, komoditinya banyak. Untuk dampak kenaikan harga BBM ini tergantung berapa naiknya, kita juga bikin simulasi nanti. Ini ada dampak inflasi baik langsung maupun tidak langsung, kalau satu harga itu untuk yang bisnis juga kena, untuk yang langsung konsumsi rumah tangga akan naik. Tapi kalau yang bisnis ada juga dampak tidak langsung terhadap transportasi dan sebagainya, sehingga barang produksi lain akan meningkat.
Efek psikologisnya juga besar ya?
Di awal biasanya. Itu tergantung dari para pelaku bisnisnya ya, mungkin sudah menaikkan duluan dan sebagainya.
Tarik ulur rencana kenaikan ini dari tahun lalu. Apakah tarik ulur ini dari hasil survei-survei juga turut mempengaruhi inflasi?
Belum kelihatan kadar pemantauan selama ini, hanya perubahan harga saja karena supply dan demand. Tetapi dari simulasi kami kalau dari satu harga ada dampak inflasi baik langsung maupun tidak langsung, kalau satu harga memang agak tinggi tapi tidak sampai di atas 3 persen. Itu dengan syarat ceteris paribus, harga komoditi lain dengan kondisi yang sekarang ini. Kalau simulasi hitung-hitungan juga harus ada asumsi-asumsi, oleh karena itu juga tingkat ketepatannya tidak 100 persen. Kalau dua harga di bawah itu, bahkan kecil saja di bawah 1 persen. Tergantung dari komoditi lain kalau pas panen ada suplai banyak.
Ini kalau kemudian berbarengan jelang puasa dan lebaran bagaimana?
Kalau dampak dari kenaikan harga BBM ini sekali, pada saat itu saja kemudian kesananya tidak naik-naik lagi. Bagusnya pada saat komoditi lain tidak naik, bahkan pada saat yang biasanya deflasi. Kalau pada saat deflasi sebagian besar harga turun terus dinaikkan juga tidak akan banyak.
Sekitar tiga bulan lagi menuju hari raya, itu ada efek memicu inflasi lebih tinggi lagi atau ini akan terjadi pelambatan?
Iya bagusnya pada saat inflasi rendah dan itu bisa dilihat dari tahun ke tahun.
Apakah saat ini sedang pada posisi itu?
Biasanya Februari-April. Bahkan inflasi biasanya tidak terlalu tinggi, karena masih belum mendekati puasa. Biasanya harga-harga naik menjelang puasa, menjelang lebaran, menjelang anak-anak sekolah. Jadi memang waktunya harus dilihat, dari simulasi ini bisa lebih rendah lagi kalau suplainya banyak, pada saat panen raya, produksi banyak sehingga harga bisa turun pada saat itu.
BPS: Tekan Inflasi, Kenaikan Harga BBM Jangan Terlalu Dekat Bulan Puasa
KBR68H, Jakarta - Buruh menolak rencana pemerintah untuk menghilangkan subsidi BBM.

BERITA
Rabu, 01 Mei 2013 08:39 WIB


bps, inflasi, kenaikan harga bbm
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai