Tapi, ada sisi lain yang terlupakan. Kehadiran pasar-pasar modern itu mendesak pasar-pasar tradisional. Alhasil, warung-warung kecil pun semakin tak dilirik masyarakat. Ini kemudian menjadi alasan bagi sekelompok orang di Yogyakarta untuk menggagas gerakan belanja di warung tetangga dan pasar tradisional.
Sang penggagas sekaligus pegiat literasi Komunitas Rumah Baca, David Effendi, dalam perbincangan di Ruang Publik KBR pada Rabu (06/04) pagi mengungkapkan, sepanjang 2016 saja sejumlah warung tradisional di Sleman terpaksa tutup lantaran pasar modern tak dibatasi pembangunannya. "Di Sleman misalnya, mereka (pedagang warung) sudah tak ada ide lagi mau jual apa, semua ada di toko modern. Ada juga warung tetangga yang nggak mati dan nggak hidup," ujarnya.
Contoh lain juga ia jumpai di Kulonprogo. David menceritakan, bukan hanya warung tetangga yang terdampak menjamurnya pasar modern, warung kelontong di sekitar daerahnya pun mengalami hal serupa. Padahal bisnis warung kelontong itu, kata David, sedang moncer-moncernya. Sang empunya warung pun terpaksa beralih ke usaha bakso kecil-kecilan.
"Biar bagaimanapun tetangga lah yang mengerti kondisi kita, membantu kita. Hubungan manusiawi ini lah yang sangat penting dalam budaya Indonesia," imbuhnya.
Kekhawatiran David itu segendang sepenarian dengan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Sekjen APPSI, Ngadiran mengeluhkan, penurunan tingkat kunjungan masyarakat ke pasar. Dampak yang paling nyata, ungkapnya, dirasakan pedagang pasar tradisional yang lokasinya berdekatan dengan pasar modern. Omset, lanjut Ngadiran, jauh menurun. Sebelum "invasi" pasar modern, pedagang sembilan bahan pokok (sembako) di Jakarta misalnya, rata-rata meraup untung 1,5 juta Rupiah hingga 2 juta Rupiah per harinya.
"Kondisi saat ini kan ditambah barang-barang yang harganya makin mahal, cari omset ya susah", keluh bapak empat anak ini.
"Kami tidak anti dengan pasar modern, mohon hendaknya (pemerintah daerah--Red) mengatur sedemikian rupa tapi sebenarnya menggerus pasar tradisional. Kami minta diperlakukan adil saja," pungkasnya.
So, Kapankah terakhir kali Anda belanja ke warung tetangga atau pasar tradisional?
Editor: Nurika Manan
#RuangPublik
Hadir setiap Senin - Jumat, pukul 9 pagi
Anda bisa usul tema yang menarik untuk dibahas melalui sms/wa di 08121188181. Usul juga bisa disampaikan melalui twitter @halokbr