Kematian aktivis HAM
Munir adalah kehilangan besar bagi Indonesia. KBR termasuk media pertama yang
menginvestigasi kasus pembunuhan terhadap Munir lewat sejumlah wawancara
eksklusif, termasuk terbang ke Belanda untuk mencari sebuah liputan khusus.
Upaya lain yang dilakukan KBR adalah mendorong publik untuk menghargai Munir dan apa yang telah dilakukannya untuk isu hak asasi manusia. Pada Oktober 2007 hingga Januari 2008, KBR dan Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM) menyelenggarakan Lomba Cipta Lagu untuk Munir. Sebuah album yang berisikan 10 lagu hadir sebagai bagian dari program ‘Untuk Munir’. Program ini ditujukan bagi Munir sebagai salah satu penegak hukum dan HAM di Indonesia. Juga bertujuan untuk mengingatkan publik atas kasus Munir yang belum tuntas, serta mendorong pemerintah agar tidak ragu menangkap dalang di balik pembunuhan tersebut.