Bagikan:

Suplai Seret, Pemasangan RFID di Jakarta Terhambat

Di Jakarta sudah tidak ada lagi pemasangan RFID untuk memantau penggunaan BBM.

BERITA

Selasa, 01 Apr 2014 22:38 WIB

Suplai Seret, Pemasangan RFID di Jakarta Terhambat

RFID, SPBU, BBM

KBR68H, Jakarta – Masih ingat program RFID dari Pemerintah? RFID adalah singkatan dari Radio Frequency Identification yang dipakai untuk memangau konsumsi bahan bakar minyak. Hingga pertengahan Maret 2014, baru sekitar 290 ribu kendaraan yang sudah memasang RFID padahal targetnya adalah 4,5 juta kendaraan. Sayangnya antusiasme masyarakat untuk memasang RFID tahun ini turun dibandingkan tahun lalu. 


Apa sebetulnya yang menjadi kendala? Simak wawancara dengan Wakil Sekretaris Hiswana Migas Syarief Hidayat. 


Pasokan seret atau karena ada permintaan Pertamina? 


“Sebetulnya memang sudah tahun lalu terpasang ini kelihatannya masih banyak kendala di lapangan, terutama yang dirasakan dari sisi SPBU. Antara lain adalah kehandalan sistem yang kita minta kepada Pertamina adalah sistem ini dipasang betul-betul harus handal, karena kita bayangkan bahwa nantinya ini kebetulan DKI Jakarta saja yang terpasang tetapi masih kita banyak masalah di lapangan. Bagaimana kalau terpasang di seluruh Indonesia ini pasti lebih rumit lagi.” 


Masalahnya pada waktunya atau apa?


“Pada sistemnya, sistem tersebut terpasang di mesin kami masih menimbulkan dampak pada mesin misalnya mati atau data hilang dan sebagainya. Barangkali dari jaringan juga yang kelihatannya belum memadai.” 


Sudah pernah dibicarakan sebelumnya dengan Pertamina? 


“Sudah kami sampaikan. Karena Pertamina juga terus menerus memantau pemasangan ini dan mereka juga tentunya mempertanyakan kepada mitranya, PT Inti.” 


Jadi data ini ada yang hilang kadang-kadang sistemnya mati atau lama?


“Iya responnya lama.” 


Jadi waktu pengisian ini juga lama?


“Iya nantinya akan berdampak seperti itu. Tetapi selama ini belum sampai pelaksanaan, hanya sifatnya uji coba. Dari uji coba tersebut kita lihat bahwa kalau ini dipaksakan jalan masalahnya akan semakin rumit.” 


(baca: RFID Tak Jalan, Hiswana Migas Minta Pemerintah Gencarkan BBG)


Berapa waktu yang terbuang? 


“Relatif ya ada macam-macam. Waktu awal data itu bisa terkirim sampai 1-2 jam tapi kemudian diperbaiki, ada masalah-masalah lain. Banyak sekali masalahnya di lapangan, kalau lihat dari tujuan pemasangan RFID ini tujuannya baik sebetulnya untuk memantau penggunaan BBM . Jadi pemerintah bisa diyakinkan bahwa distribusi BBM ini tepat sasaran untuk kendaraan mana saja. Tetapi sayangnya memang kehandalan dari sistem ini belum siap untuk digunakan di seluruh Indonesia dengan lima ribu sekian SPBU.” 


Kalau di DKI Jakarta berapa yang melayani RFID?


“Sampai saat ini kelihatannya sudah tidak ada lagi pemasangan ya, beberapa bulan lalu 1-2 SPBU masih pasang tetapi sekarang aktivitasnya sudah tidak terlihat lagi.” 


Kalau dari masyarakat sendiri banyak yang mempertanyakan ini?


“Iya banyak. Dari konsumen kebanyakan mereka mau pasang RFID dan segala macam, saya bilang itu pemasangannya oleh PT Inti jadi kita tidak bisa memberikan informasi apa pun.” 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending