Kehadiran calon presiden dari PDI Perjuangan, Jokowi, ke Papua adalah sebuah upaya menawarkan suatu model baru dalam proses politik, yang juga memuat pendekatan ke daerah. Demikian pernyataan Presidium Seknas Jokowi, Dadang Juliantara, yang diterima redaksi Sabtu (5/4).
Menurut Dadang, selain melakukan "blusukan budaya" sebagai suatu metode berpolitik, kehadiran Jokowi ke Papua adalah sebuah pesan bahwa ke depan pembangunan bangsa hendaknya berpijak pada kebhinekaan, prinsip keadilan untuk semua, dan dengan demikian sejauh mungkin menghindari kesenjangan antar daerah. Papua adalah bumi dengan berbagai keelokan dan kekayaan.
"Model ini, hendak memberi makna bahwa proses politik tidak sekedar bicara tentang dukungan suara, melainkan juga keterlibatan, dukungan makna, dan hendaknya juga punya dampak untuk memperkuat integrasi nasional kita sebagai suatu bangsa," kata Dadang.
Lebih jauh Dadang menyatakan, seperti halnya ketika datang ke rumah Iwan Fals, kehadiran Jokowi ke tanah Papua, mempunyai maksud untuk melakukan dialog budaya. Suatu upaya saling mengerti, saling menghormati, dan upaya membangun komitmen kebangsaan, untuk kita bergotong royong membangun negeri ini. "Jokowi sangat sadar bahwa membangun negeri ini tidak akan mungkin mencapai maksud sebagaimana cita-cita proklamasi, jika tidak mengandalkan gotong royong seluruh elemen bangsa."
Hari terakhir kampanye, Jokowi terbang dari Denpasar dan memerahkan tanah Papua.
Baca juga: Jokowi Sudah Dekati Kubu Pro Mega