KBR68H, Bondowoso – Hasil Pemilu sementara di Bondowoso menunjukkan bahwa keterwakilan Caleg perempuan di Bondowoso tidak sampai memenuhi kuota 30 persen suara Caleg perempuan. Hanya 2 Caleg perempuan yang lolos dalam penghitungan rekapitulasi suara.
Salah seorang aktivis perempuan, Murti Jasmani menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh terbatasnya dana yang dimiliki para Caleg perempuan.
Merajalelanya money politic atau politik uang di Bondowoso juga menjadi salah satu kendala paling berat bagi Caleg perempuan untuk menunjukkan kemampuan mereka mengawal isu – isu terkait perempuan.
“Kalah dengan money politic, caleg perempuan kan terbatasnya dana, padahal tanpa suara perempuan 30 persen, maka parpol tak akan lolos untuk mengikuti Pemilu.”
Kendala lain implementasi di lapangan tidak dimaknai dan direspon positif oleh partai-partai Politik. Hal itu terbukti dari hasil Pemilu legislatif 9 April, hanya 2 Caleg perempuan di Kabupaten Bondowoso yang lolos untuk duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Menurutnya, hampir semua partai politik hanya menggunakan Caleg perempuan sebagai pelengkap persyaratan untuk mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Bahkan, Murti tidak yakin jika 2 Caleg perempuan yang lolos ke DPRD mampu menjadi wakil bagi perempuan di Bondowoso.
Editor: Luviana