KBR68H, Jakarta - Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu menyatakan banyak calon legislatif yang berani membayar mahal untuk membeli suara dalam pemilihan ulang.
Ketua Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu Yusfitriadi mengatakan, para caleg tersebut mengeluarkan uang hingga Rp 300 ribu untuk satu surat suara. Hal ini terjadi pada pemilihan ulang di Bogor.
"Tempat pemilihan ulang itulah yang kemudian menjadi penentuan suara. Kemudian mulailah terjadi transaksi-transaksi dari pagi sampai sore, malam, bahkan mungkin sampai pagi menjelang hari pemilihan. Ya mereka membeli suara masyarakat, ada yang satu suara sampai Rp 300 ribu, ada juga yang Rp 200 ribu," ujar Yusfitriadi dalam perbincangan Sarapan Pagi di KBR68H.
Yusfitriadi menambahkan, pelaksanaan pemilu ulang yang digelar di beberapa daerah tersebut merugikan para caleg dan masyarakat. Pasalnya, banyak terjadi manipulasi suara yang terjadi saat pemilu ulang. Manipulasi suara itu bertujuan untuk meningkatkan perolehan sejumlah caleg yang masih kurang pada pileg 9 April lalu. Selain itu, potensi terjadinya sengketa pemilu pada pelaksanaan pemilu ulang juga cukup tinggi.
Sejumlah daerah di tanah air akan melakukan pemilihan ulang dalam beberapa hari ini. Daerah itu antara lain, Banten, NTT, Sumatera Utara, dan Papua. Pemilu ulang ini dilakukan karena banyaknya surat suara yang tertukar dalam pengiriman dan indikasi adanya kecurangan saat pileg 9 April lalu.
Editor: Antonius Eko