Bagikan:

Pemerintah Hapus Subsidi BBM untuk LGCC

BERITA

Jumat, 04 Apr 2014 00:11 WIB

Pemerintah Hapus Subsidi BBM untuk LGCC

kebijakan mobil murah LGCC premium

KBR68H, Jakarta – Pemerintah disarankan menghapus kebijakan subsidi premium demi mendorong pengguna mobil murah ramah lingkungan (LCGC) tak lagi menggunakan BBM jenis ini. Pengamat otomotif Suhari Sargo mengatakan pemerintah harus tegas dalam hal ini, supaya volume konsumsi BBM bersubsidi tak terus membengkak. 


Berikut cuplikan wawancara dengan Suhari Sargo dalam program Sarapan Pagi (3/4).


“Ini soal pemakaian BBM ya. Sebetulnya BBM subsidi  itu harusnya sudah dihapus karena Indonesia sudah masuk ke Euro 3 karena premium itu oktannya masih 88. Bahkan ada juga surat keputusan dari Menteri Lingkungan Hidup bahwa tahun kemarin Indonesia sudah harus masuk Euro 3 dimana oktannya harus 90 ke atas. Cuma  Menteri Lingkungan Hidup bikin keputusan departemen lain tidak menggubris.” 


Kalau dari kendaraannya sendiri mobil ini dirancang untuk mengkonsumsi Pertamax dan ternyata mengkonsumsi Premium. Efeknya ke mesin mobil seperti apa?


“Sebetulnya mobil dengan oktan lebih tinggi itu bisa lebih hemat karena tenaganya lebih besar. Jadi meskipun kita membayar mahal dan pada dasarnya semua mobil bisa, itu menurut saya subsidinya premium dihapus saja.”


“Tiga tahun lalu saya pernah usulkan daripada kaget naik sekaligus, kalau tiap bulan naik Rp 50 saja tidak terasa. Ada sisi lain saya lihat juga disebut bahwa mobil mewah masih pakai premium, ini juga tidak ada ketegasan. Harusnya pada waktu mengeluarkan izin produksi itu dari masing-masing produsen membuat brosur mencantumkan di situ. Satu contoh saya pernah datang ke satu showroom merek terkenal, saya tanya kepada yang jaga ini pakai bensin apa dia bilang premium.” 


(baca juga: Pengamat: Mobil Murah Jangan Pakai BBM Bersubsidi)


Pemerintah sedang merancang sebuah aturan dimana akan memberikan sanksi kepada mobil murah ramah lingkungan yang tetap pakai premium atau BBM bersubsidi. Anda melihatnya bagaimana? 


“Menurut saya premium itu berangsur-angsur harus dihapus dari masing-masing SPBU. Dimulai dari kota besar, dengan begitu berangsur-angsur orang terpaksa cari di tempat yang jauh yang sama ongkosnya. Kalau diperhatikan lagi sepeda motor pun sekarang sudah mulai banyak yang mengisi non subsidi ada yang beli pertamax. Karena mereka merasakan dengan memakai bensin dengan oktan tinggi itu lebih hembat, mesin lebih awet, tenaga lebih besar.” 


Kalau menurut Anda kebijakan mobil murah ramah lingkungan ini perlu dilanjutkan?


“Sebetulnya beberapa waktu yang lalu presiden sudah bilang yang dimaksud mobil murah itu adalah angkutan pedesaan. Sampai sekarang itu juga belum direspon, bagaimana instruksi presiden kok didiamkan saja.”  


Dari Kementerian Perindustrian bahwa mobil murah ramah lingkungan ini berdampak positif terhadap industri otomotif. Anda punya pendapat yang sama atau tidak? 


“Kita bicara mengenai struktur industri apa yang harusnya kita bangun adalah mata rantai struktur industrinya. Memang mobil itu dibuat terutama dari baja dan aluminium, kita punya Krakatau Steel 50 tahun belum bisa bikin plat body mobil. Kemudian kita punya aluminium 40 tahun tapi yang dihasilkan cumba aluminium kasar dan itu diekspor dulu, baru setelah itu diolah di luar negeri sana kita impor. Karena tidak bisa langsung dipakai untuk industri mobil, jadi mata rantainya putus. Bandingkan saja Jepang awal 1900 itu dia baru membuka ekonominya tapi dia langsung membangun industri beratnya sampai bisa bikin kapal, Rusia kalah sama Jepang. Karena mereka membangun struktur industri.”   

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending