KBR68H, Jakarta - KPU mengaku tidak bisa mendata 100 persen pemilih yang tinggal di Malaysia. Padahal Malaysia adalah negara dengan pemilih luar negeri terbanyak dengan angka 1,4 juta orang.
Anggota KPU Juri Ardiyantoro mengatakan, pihaknya sulit mendata pemilih lantaran banyak WNI di sana masuk melalui jalur ilegal. Karena itu kebanyakan mereka takut ditangkap polisi saat menuju tempat pemilihan.
"Kalau di Malaysia itu khas ya. Di Malaysia itu pemilihnya banyak sekali. Banyak WNI yang tak mau menunjukkan diri karena masuk dari jalur tidak resmi. Kemudian mereka banyak bekerja di pedalaman, jauh dari jangkauan komunikasi dan interaksi dengan yang lain. Misalnya di perkebunan-perkebunan. Mencari WNI di sana tidak bisa seratus persen," jelas Juri Ardiyantoro saat dihubungi KBR68H, Senin (31/3) malam.
Juri Ardiyantoro menambahkan, pihaknya sudah berkomunikasi intensif dengan KBRI di Malaysia. KBRI sudah aktif melaporkan perkembangan, berkonsultasi dan mencocokkan data dengan KPU Pusat.
Pemilihan calon legislatif di luar negeri berlangsung pada 30 Maret-6 April. Di Malaysia, pemungutan suara akan dilangsungkan pada 6 April. Pemungutan suara dilakukan di Kuala Lumpur, Johor Baru, Kota Kinabalu, Kuching dan Penang. Sementara pemungutan suara di Selangor akan lebih awal mengingat lokasinya jauh dari Kuala Lumpur.
Editor: Antonius Eko
