KBR68H, Jayapura- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua kesulitan untuk menyalurkan logistik Pemilu Legislatif ke sejumlah kabupaten. Penyaluran logistik terkendala akibat minimnya sarana angkutan udara di Papua.
Ketua KPU Papua, Adam Arisoi mengatakan masih ada tiga kabupaten yang logistiknya menumpuk di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya. Ketiganya adalah logistik untuk Kabupaten Yahukimo, Tolikara dan Nduga.
Selama ini daerah-daerah yang belum terpasok logistik Pemilu berada di wilayah yang sulit dijangkau. Daerah-daerah itu hanya bisa dijangkau dengan pesawat berbadan kecil dan helikopter. Dengan kapasitas pesawat yang terbatas, antrean pengiriman logistik pun semakin panjang. Namun KPU juga telah berkerjasama dengan pemda setempat dan TNI untuk membantu menyalurkan logistik pemilu.
“Memang logistik untuk Nduga sampai sekarang baru 10 distrik yang didistribusikan. Kita berharap hari ini sampai besok, sudah ada kemajuan. Sebagian besar ada di Wamena, ada sekitar 32 titik. (paling sulit yang mana?) Sebenarnya yang sulit cuma Nduga dan Yahukimo. Tolikara 9 titik. (Kesulitan apa yang mendasar?) Ya angkutan lah. Kita berharap ada penambahan heli, ya bisalah, cepat. Cuaca di pegunungan tengah sekarang ini bagus,” jelasnya.
Sehari sebelumnya, dalam video conference antara Panglima Kodam cenderawasih, Christian Zebua dan Kepala Staf Angkatan Darat, Budiman disebutkan KPU Papua masih kesulitan menyalurkan logistik untuk enam kabupaten, yaitu kabupaten Tolikra, Yahukimo, Nduga, Intan Jaya, Pegunungan Bintang dan Mamberamo Raya.
Untuk mengatasi masalah ini, Mabes TNI mengirimkan helikopter jenis Bell. Dengan begitu, ada dua unit helikopter yang diperbantukan untuk menyalurkan logistik di Papua, yakni heli jenis Puma dan Bell.
Editor: Antonius Eko