KBR68H, Jakarta – Komisi Pemilihan Umum diminta aktif mengajak kelompok waria untuk mencoblos dalam Pemilu Presiden pada 9 Juli nanti.
Aktivis masalah waria Jane Maryam mengatakan, banyak waria enggan memilih karena masih harus bekerja atau bermasalah dengan identitas kependudukan.
“Teman-teman transgender itu kesadaran politiknya terus terang masih rendah,” kata Jane.
“Itu tadi mereka ada kebutuhan ekonomi yang harus dipenuhi.”
(baca juga: 'Waria Masih Pikirkan Isi Perut Ketimbang Politik')
Menurut Jane, sebaiknya KPU melakukan aksi “jemput bola” seperti yang dilakukan KPU di Yogyakarta dan Sleman. Di sana, KPU aktif mendatangi kelompok waria untuk mencoblos di Pemilu legislatif.
“Itu contoh yang bagus. Untuk daerah lain seperti Jakarta, atau daerah lainnya, harusnya KPU yang datang,” kata Jane dalam perbincangan Reformasi dan Hukum di KBR68H hari ini (14/4).
Diperkirakan ada sekitar 7 juta waria yang tinggal di Indonesia. Banyak dari mereka yang tidak memilih dalam Pemilu Legislatif 9 April lalu. Karena itu Jane berharap KPU lebih memperhatikan hak suara mereka di Pemilu Presiden mendatang.
Editor: Citra Dyah Prastuti