KBR68H, Jakarta- Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) menilai penyebab utama adanya transaksi politik uang di dalam pemilu, karena ketidakpercayaan diri calon legislatif (caleg) ataupun partai politik untuk bisa terpilih.
Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat JPPR Masykuruddin Hafidz mengatakan, tidak ada jaminan pemilih yang diberikan uang ketika serangan fajar bisa memilih sesuai keinginan para caleg.
“Jauh lebi besar politik uang kita karena ketidakpercayaan diri dari calon, sehingga mereka mengambli jalan pintas dnegan cara uang. Padahal jika semua calon atau parpol menggunakan politik uang lalu akhirnya itu tidak bisa memengaruhi pemilih karena semua dapat,”kata Hafidz
Sebelumnya, Kepolisian Indonesia menyita uang lebih dari Rp 500 juta yang diduga bakal digunakan untuk serangan fajar atau dibagikan pada masyarakat yang hendak mencoblos.
Kepala Kepolisian Indonesia Sutarman mengatakan, uang tersebut disita saat anggotanya menggelar razia praktik politik uang di sejumlah ruas jalan di Provinsi Luwu dan Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Editor: Antonius Eko