Kecemasan memikirkan sesuatu mungkin boleh disebut hal yang wajar bagi seseorang. Tapi jika kecemasan itu muncul berulangkali dan mengganggu aktivitas anda, ada baiknya anda mencurigainya. Siapa tahu anda menderita penyakit Obsesif Kompulsif atau dalam bahasa kedokterannya Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
Penyakit ini menurut Dr. Erwin Kusuma, SpKJ, Dokter Kejiwaan RSPAD Gatot Subroto bisa dipengaruhi lingkungan dan bisa jadi merupakan bawaan atau genetik. Cara mengenalinya ada berbagai cara. Mulai dari mengingat kebiasaan keseharian anda dalam memikirkan sesuatu. Apakah anda sering mencemaskan sesuatu berulang-ulang dan itu terjadi bukan saja pada satu hari tapi juga di hari-hari lainnya. Misalnya anda takut berjabat tangan dengan seseorang, karena takut tertular penyakit, jijik atau sebagainya. Padahal belum tentu pikiran buruk itu sesuai nyatanya.
“Keinginan yang berulang berlebihan, tidak masuk akal dan merasa tidak nyaman bila dilaksanakan. Dari yang ringan (jiwa) sampai yang berat (raga), “ jelas Erwin.
Khusnul salah seorang yang kini mengaku menderita penyakit ini juga menuturkan mempunyai pengalaman seperti itu.
“Biasanya malam hari ya, Saya pernah berulangkali mengecek daun pintu apakah sudah dikunci atau belum. Padahal sebelumnya sudah saya cek dan sudah terkunci. Tapi lagi-lagi saya cek ulang. Ini terbawa karena ada kecemasan, taku belum terkunci, takut nanti ada orang masuk dan sebagainya,”ujar Khusnul.
Tipe Penderita Obsesif Kompulsif
Ada beberapa tipe OCD yang paling umum ditemui yaitu:
Pertama, Checkers. Tipe ini merupakan orang yang terobsesi untuk selalu memeriksa. Penyebabnya adalah kecemasan yang irasional. Misalnya, bila ia tidak mengecek berulang kali dia merasa bahaya mengintai setiap saat dan bisa mencelakai diri dan sekelilingnya. Jika hal buruk tersebut terjadi, maka ia menganggap dialah orang pertama yang harus disalahkan.
Kedua, Washers and cleaners. Ini merupakan orang yang memiliki ketakutan irasional terkontaminasi kuman, sehingga secara kompulsif akan berusaha menghindarkan diri dari kontaminasi tersebut, misalnya selalu membersihkan diri. Walaupun sudah berkali-kali mencuci, ia tidak kunjung merasa aman.
Ketiga, Orderers. Pada tipe ini orang OCD akan fokus mengatur segala sesuatu agar tepat pada tempatnya. Mereka akan menjadi sangat tertekan apabila benda-benda tersebut dipindahkan, dipegang, atau ditata dengan orang lain.
Di Indonesia belum ada data pasti jumlah orang yang mengalami OCD. Namun di Amerika, menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 1 di antara 200 anak di sana mengalami OCD. Data yang ada menyebutkan ada 1 juta kasus OCD anak-anak di Amerika.
Beberapa selebriti terkenal juga diketahui memiliki OCD dengan kriteria yang berbeda. Sebut saja Leonardo DiCaprio yang suka berulang kali menginjak retak di jalan atau noda permen karet. David Becham yang terobsesi mengatur benda berdasarkan warna atau jenis. Donal Thrump yang takut kuman yang membuatnya takut berjabat tangan dengan orang lain, serta Cameron Diaz yang fobia kuman sehingga membuat dia selalu membersihkan pegangan pintu di rumahnya berkali-kali.
Obat Bagi Penderita Obsesif Kompulsif
Penderita penyakit Obsesif Kompulsif tidak perlu merasa cemas, karena penyakit ini tidak terlalu berbahaya. Pasalnya penyakit ini tidak seberat penyakit paranoid. Untuk mengobati penyakit ini cukup pergi ke psikiater.
“Biasanya nanti dokter atau psikiater akan mengobatinya melalui proses terapi relaksasi”, kata Erwin.
Orang bisa saja mengaku telah rilek, tapi kunci rileks atau Relaksasi itu kuncinya dari hati. Bahkan kalau mau melihat sudah rileks dapat dipantau melalui alat.
“Kalau direkam kepalanya itu menunjukan gelombang iramanya Alfa, kecepatan frekuensinya 8 sampai 12 siklus per detik,” ujar Erwin.
Cara ringan yang bisa dilakukan sendiri oleh penderitanya adalah dengan mengingatkan diri atau mempermalukan diri.
“Penderita bisa mengingatkan dirinya sendiri, misalnya berkata pada dirinya sendiri, lho kok dicemask, kok dicek ulang kan udah dicek tadinya,” tutur Erwin.
Waspada terhadap Kecemasan yang Muncul Berulangkali
Kecemasan memikirkan sesuatu mungkin boleh disebut hal yang wajar bagi seseorang. Tapi jika kecemasan itu muncul berulangkali dan mengganggu aktivitas anda, ada baiknya anda mencurigainya.

BERITA
Selasa, 09 Apr 2013 13:07 WIB


kecemasan, obsesif, kompulsif
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai