Tanamkan Sikap Toleran Sejak Dini

Forum Rohaniawan se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menemui pimpinan Majelis Permusyaratan Rakyat. Forum ini terdiri dari pimpinan lintas agama dan kepercayaan. Mereka meminta MPR membantu menjamin kebebasan beribadat di Indonesia.Hal tersebut dilakukan  menyusul maraknya penutupan tempat ibadat di Jabodetabek baru-baru ini.

Pemerintah Kabupaten Bekasi menyegel masjid al-Misbah di Jatibening. Padahal, jemaat tengah beribadat di dalamnya. Pemerintah Kota Bekasi bahkan menghancurkan bangungan Gereja HKBP Setu.Sementara di Kota Bogor, pemkot setempat  ngotot menolak membuka segel Gereja Taman Yasmin.

Padahal Mahkamah Agung dalam putusan kasasinya menyatakan jemaat berhak beribadah di sana. Romo Suprapto dari Konferensi Waligereja Indonesia meminta pimpinan MPR lebih aktif memperjuangkan kebebasan beragama, sesuai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang disuarakan MPR. Empat pilar ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Perwakilan Forum Rohaniawan se-Jabodetabek Binsar Pakpahan menuturkan, masyarakat Indonesia sangat toleran. Sangat toleran sampai-samoai poerbuatan intoleran pun ditoleransi. Daa menambahkan, yang lebih menyedihkan lagi adalah bahwa pelaku intoleransi acap kali justru pemerintah,baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dia juga menilai banyaknya tindakan intoleran membuat masyarakat terbiasa dan mulai memaklumi intoleransi.

Senada dengan Binsar, Wakil Ketua MPR Melani Leimena menuturkan bahwa masyarakat Indonesia pada dasarnya memiliki kearifan local yang toleran. Dia mencontohkan itu dari pengalaman hidupnya sendiri. “Dari 8 bersaudara hanya saya yang muslim. Lainnya Kristen.” Kata Melani. Namun hal tersebut menurutnya tidak membuat ikatan kekeluargaan mereka menjadi terpecah. Menurutnya, bila ditanamkan sejak dini maka sikap toleran dapat terpatri kuat.

Soal pemerintah yang kerap menjadi pihak intoleran. Melani tidak terlalu setuju. Kata dia, ada beberapa daerah yang berhasil menjaga atau mengembalikan kondisi toleran pasca konflik. Dia mencontohkan Ambon. “Pasca konflik antar agama, banyak pihak menilai ambon baru akan damai setelah seabad. Buktinya tidak.” Kata Melani. Menurutnya, hal tersebut tak terlepas dari upaya keras pemda setempat yang mensosialisasikan konsep empat pilar kepada masyarakatnya.