Bagikan:

Tampan Tailor: Perjuangan Seorang Ayah Merajut Harapan

Kematian orang terdekat biasanya punya dua sisi: sangat terpuruk atau justru sangat termotivasi untuk melanjutkan kehidupan. Film Tampan Tailor memilih sisi kedua. Dan perjuangan itu ditunjukkan lewat kisah seorang ayah, suami yang baru saja ditinggal san

BERITA

Selasa, 02 Apr 2013 19:57 WIB

Author

Fia Anwar

Tampan Tailor: Perjuangan Seorang Ayah Merajut Harapan

tampan tailor, film

KBR68H- Kematian orang terdekat biasanya punya dua sisi: sangat terpuruk atau justru sangat termotivasi untuk melanjutkan kehidupan. Film Tampan Tailor memilih sisi kedua. Dan perjuangan itu ditunjukkan lewat kisah seorang ayah, suami yang baru saja ditinggal sang istri. Ia berjuang demi melanjutkan hidupnya bersama anak semata wayang mereka.

Topan, sang ayah, diperankan Vino G Bastian, adalah seorang penjahit yang awalnya merintis usaha jahit Tampan Tailor bersama istrinya. Tampan diambil dari nama mereka, Tami dan Topan. Sebuah mesin jahit tua jadi saksi perjuangan yang mereka awali bersama.

Kematian sang istri membuat hidup Topan dan Bintang (Jefan Nathanio), anak semata wayang mereka, berubah. Topan terpaksa menjual mesin jahit andalannya, meninggalkan kios jahit yang selama ini jadi tempat tinggalnya. Ia terpaksa membawa Bintang ke rumah sepupunya, Darman (Ringgo Agus Rahman) untuk tinggal sementara. Ia pun terpaksa menghentikan sekolah Bintang karena tak ada biaya.

Namun Topan tak kenal lelah. Perjuangan pun dimulai. Topan memulai pekerjaan barunya sebagai calo tiket kereta api, layaknya Darma. Perjuangan yang tak mudah karena ia harus kucing-kucingan dengan petugas di stasiun. Sesekali Topan harus menitipkan Bintang ke Prita (Marsha Timothy), seorang perempuan pemilik kios fotokopi dan penitipan anak di dekat stasiun.  Dari Prita pula Topan bekerja lagi sebagai penjahit di sebuah prusahaan konveksi.

Tapi jalan berliku masih harus dilewati Topan. Ia dikhianati sang atasan dan terpaksa melepas pekerjaannya sebagai penjahit. Topan pun menjalani pekerjaan lain sebagai pekerja proyek, bahkan hingga menjadi seorang stuntman. Ini semua dilakoni Topan demi menyalakan kembali harapannya bersama Bintang.

Cerita yang ditulis oleh Alim Sudio dalam film ini sarat pesan moral. Tentang perjuangan yang tak pernah berhenti, tentang harapan yang tak boleh putus, juga tentang kekuatan kasih sayang yang tak pernah usai. Gambar-gambar yang tersaji di film ini juga kian menguatkan pesan yang dikandungnya.

Di beberapa bagian, musik yang digarap Tya Soebyakto terasa menggugah. Namun ada kalanya seperti lepas dari adegan yang tengah terjadi. Soundtrack “Andai Aku Bisa” yang dipopulerkan Chrisye dan dinyanyikan kembali oleh Ahmad Dhani terasa membius sejumlah adegan di film ini. Suasana semacam itu rasanya akan lebih kuat jika di bagian ending film juga diiringi lagu ini.

Penampilan Jefan Nathanio sebagai Bintang dan Vino G Bastian pun terlihat sangat natural. Koneksi keduanya tercermin lewat berbagai adegan yang mengaduk emosi. Yang paling terasa adalah ketika keduanya kembali ke depan kios jahit Tampan Tailor setelah Topan diberhentikan dari pekerjaannya di perusahaan konveksi, saat tak tahu hendak ke mana, Bintang memeluk sang ayah. “Bintang sayang sama Ayah. Ayah semangat ya..”. Sebuah adegan mencekat yang membuat haru.

Hubungan ayah anak yang jadi fokus di film karya Guntur Soeharjanto ini, seperti hendak menunjukkan bahwa perjuangan untuk hidup tak pernah berhenti. “Meski kita kehilangan segalanya, tapi kita tak boleh kehilangan harapan”. Pesan yang begitu dalam dan sangat relevan dengan situasi apapun yang kita hadapi.

Guntur Soeharjanto, sebagai sutradara, berhasil menampilkan drama kehidupan ayah dan anak dengan sangat baik. Ditunjang dengan pengambilan gambar yang mempesona  -seperti halnya film-film Guntur lainnya- membuat Tampan Tailor menjadi jawaban untuk mereka yang haus akan kisah-kisah inspiratif. 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending