Bagikan:

ISIS Tidak Sesuai Dengan Ajaran Islam

Imam Al Ghazali berkata kalau mereka tidak adil dan tidak membawa kebaikan bagi masyarakatnya, orang itu wajib diluruskan atau halal untuk dijatuhkan

BERITA | PROGRAM | AGAMA DAN MASYARAKAT | NASIONAL

Jumat, 27 Mar 2015 12:22 WIB

Ilustrasi. Foto: Antara

Ilustrasi. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Dunia internasional kini menghadapi tantangan baru. Jika sekitar 10 tahun lalu, ancaman datang dari kelompok Al-Qaeda sebagai organisasi teroris nomor satu, kini ancaman datang dari kelompok yang mengatasnamakan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

ISIS mengklaim dan mendeklarasikan diri sebagai khilafah Islam, sebagai pemimpin Islam sedunia. Dalam perjalanannya, ISIS menggunakan berbagai cara; pemaksaan, penyiksaan, ancaman, kekerasan dan pembunuhan keji untuk memaksakan kehendak.

Meski cara-cara yang digunakan jauh dari nilai-nilai Islam, namun ISIS membius banyak orang termasuk di Indonesia---sekelompok orang menyatakan dukungan pada ISIS.

Mengapa muncul aksi kekerasan atas nama pendirian khilafah Islamiyah? Bukankah Islam diajarkan untuk perdamaian?  Dalam perbincangan Agama dan Masyarakat di Radio KBR, Cendikiawan Nadhatul Ulama Andi Baso berpendapat gerakan ISIS yang penuh dengan kekerasan itu bukan budaya agama Islam yang cinta damai.

“Ada perilaku orang yang mengklaim sebagai khalifah, Imam Al Ghazali  berkata kalau mereka tidak adil dan tidak membawa kebaikan bagi masyarakatnya, orang itu wajib diluruskan atau halal untuk dijatuhkan,”  kata Andi Baso, Rabu (25/03/2015).

Apalagi gelar khilafah atau khalifah yang diberikan kepada pemimpin, jelas Andi, merupakan gelar yang memiliki tanggung jawab besar. Mulai dari membela Islam dan menjaga agamanya hingga mampu membawa keadilan bagi masyarakat pengikutnya. Gelar khalifah ini menanggung beban berat membawa umat ke arah lebih baik.

“Orang yang menyandang gelar khilafah atau khalifah  harus melaksanakan dua kewajiban. Pertama, melaksanakan agama Ahlusunnah Waljamaah dan kedua adalah menjaga kemaslahatan. Kalau pun raja bukan muslim, tetapi bisa menjaga kebaikan dan kemaslahatan.  Itu tidak masalah. Lebih baik kafir tetapi memberikan keadilan bagi masyarakat dari pada Islam yang tetapi kurang ajar dan merusak kehidupan,” jelasnya.

Senada dengan Andi Baso, Cendikiawan Muhammadiyah A. Najib Burhani berpendapat, pemimpin yang tidak memberikan keadilan itu bisa digulingkan atau bisa jatuhkan.

”Pemimpin yang tidak bisa berlaku adil adalah suatu bentuk kemusyrikan,” kelas Najib.

Kata Najib gerakan ISIS harus dilawan dan tidak bisa dibiarkan berkembang apalagi dengan mengklaim suatu khilafah yang tidak bisa menjalankan agama dengan baik.

“ Masyarakat islam yang damai harus berani melawan kekerasan atas nama agama”, pungkas Najib

Editor: Malika 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending