KBR68H, Jakarta - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) diminta menyelidiki rencana Pemerintah Kota Bengkulu memberikan uang Rp 100 juta kepada kelurahan untuk menekan angka golput. Pemerhati Pemilu yang juga bekas anggota KPU Bengkulu Okti Pitriani mencium ada indikasi politik uang dibalik rencana tersebut. Ini karena Walikota Bengkulu merupakan salah seorang pengurus partai politik di daerah tersebut.
"Panwas melihat persoalan ini, apakah bisa ditindaklanjuti atau tidak, berani atau tidak. Kalau menurut saya ini bagian dari proses money politic. Karena kalau yang memberi bukan walikota atau tidak ada iming-iming di belakangnya, bisa jadi. Tapi menurut saya ini pasti ada hubungannya dengan partai politik. (Panwas harus turun tangan menyelidiki ini? ) Ya, Panwas harus turun tangan menyelidiki ini," jelas Okti dalam Program Sarapan Pagi KBR68H.
Pemerintah Kota Bengkulu menyiapkan Rp 100 juta bagi kelurahan yang mampu menurunkan angka golput pada pemilu tahun ini. (baca : Tekan Angka Golput, Pemkot Bengkulu Iming-Iming Hadiah)
Walikota Bengkulu Helmy Hasan berharap, iming-iming hadiah ini bisa meningkatkan partisipasi pemilih.
Sang walikota juga pernah mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan pro dan kontra. Kebijakan yang menimbulkan kontroversi tersebut adalah menyediakan hadiah mobil dan umroh bagi warga yang rajin sholat dzuhur berjemaah di Masjid At-Taqwa setiap hari Rabu. (baca : Walikota Bengkulu Bicara Soal Salat Berhadiah)
Editor : Sutami