KBR68H, Jakarta – Hari ini, Senin (17/3) band SIMPONI akan meluncurkan album kedua mereka “Jejak Langkah” dalam acara Malam Budaya untuk Perempuan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki Jakarta.
SIMPONI dibentuk pada 28 Oktober 2010 dan sejak awal memantapkan diri untuk memadukan aktivisme dengan musik. Begitu band dibentuk, yang pertama dilakukan adalah membuat tur selama 82 hari berturut-turut di 82 sekolah dan kampus bertema “Rock and Green”.
Kami ini laki-laki penakut
Sementara itu album kedua lebih menitikberatkan pada isu perempuan. Ada tiga lagu yang khusus mereka dedikasikan untuk perempuan yaitu “Terlalu Banyak”, “perEMPUan” serta “Sister in Danger”.
Soft lauching album ini pun sengaja memilih tanggal 8 Maret, yang diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional.
Manajer sekaligus penulis lirik M. Berkah Gamulya beralasan, isu perempuan belum banyak digarap musisi lain.
“Belum banyak laki-laki yang terlibat dalam isu perempuan. Karena itu kami pilih tanggal itu sebagai penghormatan kami terhadap perempuan,” jelas Berkah ketika ditemui Jumat (16/3) sebelum peluncuran antologi puisi melawan kekerasan seksual “Voices Breaking Silence” di Jakarta.
Di website SIMPONI, band ini menyebut diri mereka sendiri sebagai 5 orang laki-laki penakut – yang takut kalau adik perempuan, kakak perempuan, tante, sepupu perempuan atau ibu mereka jadi korban kekerasan seksual. SIMPONI mengutip data dari Catatan Akhir Tahun Komnas Perempuan pada 2013 yang menyebutkan kalau ada 6.123 perempuan Indonesia yang jadi korban kekerasan seksual di sepanjang tahun tersebut.
Bagi SIMPONI, setiap lagu adalah pencerahan karena ada banyak lagu yang dimulai dari refleksi kegelisahan mereka juga hasil diskusi dengan berbagai LSM. “Mulai dari pengetahuan kami, lalu mencari tahu, mencari ilmu kepada yang ahli. Kami butuh belajar, kami butuh pengetahuan. Bikin lirik dan musik juga harus riset kecil-kecilan sehingga tidak asal,” jelasnya.
Menyuarakan toleransi
Dan di album kedua “Jejak Langkah Kita” ini, untuk kali pertama, SIMPONI memasukkan lagu bertema toleransi berjudul “Berebut Surga”.
Ini lirik lagunya:
Tuhan semesta memberikan cintanya, kepada semua umat manusia
Namun manusia berebut kasihnya, saling bertarung, tega menghukum
Tuhan ciptakan kita berbeda, lalu mengapa kita melawan-Nya
Perbedaan jadi anugerah, jika akal dan hati menangkap ilmu yang telah diberikan-Nya
Mereka tiada lagi bermusuhan, dan umat manusia hidup dalam kedamaian sejati, kemanusiaan lah jiwanya
Minoritas ditindas, mayoritas melindas, sesat menyesatkan oh tolong hentikan!
Sebagai penulis lirik, Berkah menjelaskan kalau inspirasi utama lagu ini berasal dari peristiwa Cikeusik. Insiden penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah ini terjadi pada 6 Februari 2011 di daerah Cikeusik, Pandeglang, Banten. Dalam penyerangan ini, 3 orang tewas.
“Ini kan nggak masuk akal. Negara kita dibangun oleh para founding fathers and mothers dengan kebhinekaan. Tapi setelah reformasi kok begini?” tanyanya.
“Harusnya kita makin demokratis, makin menghargai. Lalu apa yang salah? Pasti bukan demokrasinya yang salah, tapi ada orang yang merasa benar sendiri. Dan mereka ini pakai ayat-ayat suci,” jelas Berkah.
Kelima anggota band pun sering berdiskusi setiap kali menyimak berita soal intoleransi.
“Kami kalau nonton berita itu sama-sama ngomel. Ketika yang satu ngomel, semuanya ikut ngomel. Komplain dan marah-marah itulah diskusinya,” kata Berkah serius. “Lagu ini jadi semacam kesimpulan dari kami lah.”
Sampai saat ini SIMPONI masih terus mencari partner untuk menggelar road show diskusi musikal tentang tema toleransi.
“Harusnya mudah ya masuk ke siswa SMA dan mahasiswa soal isu toleransi. Karena waktu saya kecil Natalan, orangtua saya kok nggak marah? Kenapa ini jadi masalah waktu sekarang? Kenapa di Jakarta jadi ada masalah seperti ini?”
Berkah mengaku heran ketika beberapa fans SIMPONI mempertanyakan saat band ini menulis ucapan selamat Natal di media sosial.
“Lho kok begitu? Waktu kecil kami tidak begitu, tapi anak sekarang kok malah jadi konservatif? Padahal harusnya ini era keterbukaan. Apa yang salah dengan ucapan Natal?”
“Yang muda-muda, yang kita sebut Generasi Alay, mereka ini korban karena tidak dapat pengetahuan,” jelasnya. “Kami coba lewat lagu ini. Yang penting diskusinya, soal perbedaan apa pun.”
SIMPONI adalah band pop rock yang aktif mengunjungi sekolah/kampus dengan berbagai kegiatan diskusi musikal. Mereka getol mengangkat isu anti-korupsi, anti-kekerasan, lingkungan hidup, dan isu kemanusiaan lainnya. SIMPONI meraih juara 2 dalam International Anti-Corruption Music Competition di Belgia lewat lagu "Vonis/Verdict" pada 2012, mengalahkan 75 lagu/video dari 35 negara di dunia. Berkat kemenangan ini, SIMPONI diundang untuk konser di Brasil.