KBR68H, Jakarta - Indonesia Migrant Workers Union (IMWU) Hongkong mencatat hanya 10 persen dari 100 ribu TKI di sana yang menggunakan hak suaranya dalam pemilu legislatif. Kemarin, TKI di Hongkong melakukan pemungutan suara. Pemungutan suara ini lebih cepat dari Indonesia.
Wakil Ketua organisasi migran di Hongkong ini, Yima menilai minimnya tingkat partisipasi lantaran rendahnya kemauan TKI di Hongkong untuk memilih calon legislatif dalam pemilu tahun ini. Selain itu, sosialisasi yang minim dari pemerintah menjadi penyebab sedikitnya tingkat partisipasi pemilu di Hongkong.
“Itu mengadakan debat politik dengan mengundang beberapa calon caleg yang ada di Hongkong seperti PAN, PKB, Gerindra, PDIP untuk datang ke debat politik kami. Kita jelas bertanya, ada beberapa pertanyaan untuk mereka, dan jawaban mereka kebanyakan tidak mewakili suara hati kami saja,” kata Yima dalam Program Sarapa Pagi KBR68H.
Sementara ada sekitar 100 ribuan lebih TKI di Hongkong yang tercatat sebagai pemilih dalam pemilu legislatif yang digelar hari Minggu kemarin. Menurut Aktivis Buruh Migran Indonesia di Hongkong, Fendi Rahayu banyak warga yang tak bisa menggunakan hak suaranya pada Pemilu karena tak dapat izin majikan.
Editor: Antonius Eko