Bagikan:

Profauna: Satwa Jangan Jadi Alat Peraga Kampanye

Profauna Indonesia mengingatkan pada partai politik (Parpol) untuk tidak menggunakan satwa sebagai alat peraga kampanye.

BERITA

Rabu, 05 Mar 2014 11:48 WIB

Profauna: Satwa Jangan Jadi Alat Peraga Kampanye

Profauna, Satwa, Alat Peraga Kampanye

KBR68 H, Malang Profauna Indonesia mengingatkan pada partai politik (Parpol) untuk tidak menggunakan satwa sebagai alat peraga kampanye.

Ketua Profauna Indonesia, Rosek Nur Sahid mengatakan, penggunaan satwa pada masa kampanye, marak digunakan pada pemilu sebelum-sebelumnya. Parpol sengaja membawa satwa untuk menarik pengunjung.

“Sering dalam pemilu lima tahun lalu kami sempat mengkritisi termasuk di Malang Raya  kami melihat beberapa parpol yang membawa ular piton, elang dan jenis jenis satwa liar lainnya tidak signifikan dan tidak perlu ada berada di situ hanya sebagai daya tarik massa bahwa ada satwa langka dibawa, tetapi itu tidak signifikan menunjukkan kepedulian dia,” jalas Rosek di Kantor Profauna Indosesia di Malang, Rabu (5/3).

Rosek mengakui, belum ada peraturan khusus tentang menggunakan satwa sebagai alat kampanye. Namun ada undang-undang yang lebih spesifik yakni Undang-Undang U No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Alam. Di situ. Kata Rosek, dijelaskan soal izin angkut satwa liar. “Bila itu satwa dilindungi jelas itu dilarang, dan melanggar hukum,” tegasnya.

Rosek juga menegaskan pada pemilu nanti, masyarakat harus cerdas saat memilih. Warga diminta tidak memilih caleg atau capres yang mengaku peduli lingkungan dan satwa tanpa mengetahui latar belakang dan rekam jejaknya. Berdasarkan pengalaman, kata Rosek, banyak sekali caleg, termasuk capres, setelah terpilih justru merusak hutan yang berakibat mengganggu habitat satwa liar.

Senada dengan Rosek, Dewan Daerah Walhi Jatim, Purnawan Dwi Negara mengaku sangat prihatin dengan caleg yang mengkampanyekan soal perlindungan hutan dan lingkungan. Namun setelah terpilih, lupa akan janjinya dan bahkan turut merusak hutan dan lingkungan dengan kebijakan yang dibuatnya.

“Ini memprihatinkan, lebih baik cari isu lain untuk berkampanye, jangan membawa hutan dan alam ini, isu kelestarian alam memang seksi, tapi kalau tidak bisa mewujudkan ya buat apa?” pungkas Purnawan.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending