Bagikan:

Pemilu 2014 Lebih Sepi

KBR68H, Jakarta - Pengamat politik dari CSIS (Center for Strategic and International Studies), Philips Vermonte memprediksi kampanye pemilu di Indonesia kini cenderung sepi dibanding pemilu tahun-tahun sebelumnya.

BERITA

Senin, 31 Mar 2014 19:06 WIB

Pemilu 2014 Lebih Sepi

Pemilu 2014 Lebih Sepi

KBR68H, Jakarta - Pengamat politik dari CSIS (Center for Strategic and International Studies), Philips Vermonte memprediksi kampanye pemilu di Indonesia kini cenderung sepi dibanding pemilu tahun-tahun sebelumnya. Pemendangan ini terlihat khususnya di pulau Jawa. 

Philips menduga, partai politik saat ini sudah menyadari bahwa iklan di media dan spanduk lebih ekfektif dibanding kampanye. Selain itu, terjunnya Joko Widodo dalam bursa calon presiden 2014 juga menjadi penyebabnya.


"Mungkin karena ada figur yang dominan, seperti Jokowi, sehingga membuat partai-partai lain melakukan investasi melalui kapanye secukupnya aja. Karena toh ya susah melawan gitu. Ini menyebabkan sepinya kampanye. Lalu dari sisi PDIP juga. Tapi ini berbahaya kalau benar terjadi. Merasa ya sudahlah suara kita juga sudah terdongkrak (karena Jokowi), jadi kampanyenya berkurang. Saya kira itu yang menyebabkan agak sepi," kata Philips Vermonte kepada KBR68H, Senin (31/3).


Philips Vermonte menambahkan, tren kampanye pemillu kali ini juga masih bertumpu pada mobilisasi massa. Belum ada yang berhasil melakukan mobilisasi ide. 


Kata Philips, banyak parpol yang juga tidak berhasil mencetak kader menjadi figur politik. Hal ini karena mayoritas parpol sangat terlambat melakukan kaderisasi. 


Beberapa parpol bahkan baru meributkan soal calon legsilatif satu bulan sebelum pendaftaran caleg ditutup. Menurut Philips, ada empat tahun yang sia-sia jika parpol tidak melakukan kaderisasi setelah mengikuti pemilu sebelumnya. 


Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending