KBR68H, Jakarta - Keputusan Lembaga Sensor Film (LSF) untuk melarang peredaran fim ‘Noah’ yang dibintangi Russell Crowe telah merusak citra Indonesia yang mengklaim sebagai negara demokrasi.
Aktris fim Olga Lidya menilai penolakan oleh sekelompok orang terjadi karena pemerintah terus membiarkan aksi-aksi semacam ini. Olga yakin, meski LSF mengizinkan film ini beredar, pasti akan ada yang protes dan pemerintah tidak pernah bersikap netral.
Dia tak bisa menyalahkan LSF karena selama ini pemerintah tak mampu menciptakan suasana yang mendukung adanya keberagaman.
“Seharusnya pemerintah berani menunjukkan kepada masyarakat bahwa perbedaan itu hal yang biasa. Orang punya pendapat lain itu biasa. Kalau itu bisa dilakukan, LSF tentu akan berani memberikan tanda lulus sensor,” tambah Olga.
Kata Olga, kalau memang tak suka dengan film itu, tak perlu datang ke bioskop. Cara itu jauh lebih baik ketimbang berbondong-bondong mendatangi LSF dan menuntut agar film tersebut dibatalkan penayangannnya.
Sebelumnya, Ketua LSF Mukhlis PaEni mengatakan, pelarangan terhadap film ‘Noah’ dilakukan karena film itu menyimpang dari kaidah yang dipahami umat Islam.
Menurutnya, kisah yang ditampilkan di film tidak sesuai dengan penceritaan yang ada di kitab suci umat Islam, sehingga LSF mengambil sikap sama seperti Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat yang melarang peredaran film tersebut.
Film "Noah" bercerita tentang Nabi Nuh dan keluarganya yang mendapat peringatan dari Tuhan bahwa akan ada bencana air bah. Noah sekeluarga kemudian mengungsi ke puncak bukit dan membangun sebuah bahtera untuk bisa selamat dari air bah tersebut.