KBR68H, Jakarta – Hari ini adalah batas akhir Malang Corruption Watch (MCW) untuk melaporkan sejumlah nama caleg yang terindikasi melakukan politik uang dengan modus agama.
Menurut MCW, temuan ini berdasarkan survei publik yang dilakukan lembaganya. Modus yang banyak ditemui adalah membuat seragam pengajian atau memberikan buku tahlil yang mencantumkan nama, partai dan nomor urut caleg. Sejak Februari sampai sekarang, sudah ada 55 temuan indikasi politik uang di masyarakat.
Menurut Koordinator MCW Lutfi Kurniawan, nama-nama caleg tersebut sedang diverifikasi sementara dua nama sudah disampaikan kepada Panwaslu. Berikut petikan wawancaranya.
Ziarah wali termasuk modus yang paling banyak ditemui untuk politik uang di Malang. Maksudnya apa?
“Ziarah wali itu sebenarnya dilalui dari proses ketika pilkada dan kemudian beberapa calon baik itu ketika Pilkada Kota Malang, Kota Batu, Pilgub. Semua kontestan calon itu menggunakan instrumen ziarah wali, keliling begitu dibiayai oleh calon tertentu atau kalau calonnya tidak mengaku itu jamaah tahlil. Ini terkait dengan aspek sosiologi secara kultural masyarakat Malang sangat dekat dengan kultur-kultur keagamaan, ini berlanjut hingga pileg ini.”
Selain ziarah wali ini modus seperti apa lagi yang dilakukan oleh para calon legislatif ini?
“Ada 55 laporan. Ada beberapa jenis yang paling tinggi yaitu ziarah wali, pemberian uang langsung, pemberian sembako kepada calon pemilih, termasuk juga kami menerima laporan warga berbentuk video. Ini menunjukkan bahwa memang integritas para caleg atau tim suksesnya patut disayangkan.”
Usaha yang dilakukan para caleg melalui kegiatan agama ini lalu respon masyarakat seperti apa?
“Ada dua hal. Pertama pragmatisme politik terjadi antara warga dengan caleg, kemudian ini bertemu antara pragmatisme politik alat mediasinya adalah materi. Kedua partai ini tidak pernah serius untuk membangun kesadaran politik, sehingga dua hal ini menjadi alat utama untuk memobilisasi melalui materi baik berbentuk uang, barang, karpet, dan sebagainya. Mulai dari yang harganya Rp 1 juta hingga puluhan juta rupiah.”
Kalau yang puluhan juta ini apa?
“Ini ditunjukkan kemarin ketika teman-teman dari MCW melakukan kontrak politik dengan calon. Mereka tidak mau melakukan kontrak politik karena merasa terikat kalau dengan adanya kontrak politik. Ini yang kemudian memberikan penjelasan bahwa mereka tidak sedang berupaya memperjuangkan dan mengartikulasikan kepentingan masyarakat tapi hanya sebatas pragmatisme politik ya bahasa saya lainnya ya job seeker mereka itu.”
Nilai puluhan juta ini apa?
“Memberikan seperangkat alat solat itu jumlahnya banyak. Kemudian memberikan satu paket sembako ada kartu nama caleg atau suvenir caleg itu jumlahnya banyak. Kalau dalam satu dapil dia harus mencatatkan minimal 6 ribu suara maka dia harus mengamankan 6 ribu suara itu, kalau dikalikan paket Rp 20 ribu itu sudah Rp 120 juta.”
Kalau politik uang yang berisukan agama ini paling banyak di daerah mana?
“Itu merata ya hampir semua dapil di Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu. Misalnya pembukaan ini pakai tahlilan lebih dulu, kemudian mau menyampaikan. Artinya mereka menggunakan inistrumen agama tetapi perilakunya sangat tidak agamis, ini menjadi pembenaran bagi para politisi dan bagi masyarakat, politik uang tidak boleh tetapi dipakai juga.”