Bagikan:

Korban Mei 98: Salah Pilih Capres, Penegakan HAM Mandeg

Puluhan korban pelanggaran HAM bersama LSM Kontras mengkampanyekan agar masyarakat memilih Calon Presiden dan Wakil Presiden yang peduli pada penyelesaian persoalan pelanggaran HAM.

BERITA

Sabtu, 22 Mar 2014 21:55 WIB

Author

Sasmito

Korban Mei 98: Salah Pilih Capres, Penegakan HAM Mandeg

Pemilu, Capres, Presiden, HAM, hukum

KBR68H,Jakarta - Puluhan korban pelanggaran HAM bersama LSM Kontras mengkampanyekan agar masyarakat memilih Calon Presiden dan Wakil Presiden yang peduli pada penyelesaian persoalan pelanggaran HAM.

Perwakilan korban Mei 1998, Darwin mengatakan imbauan itu patut dicermati oleh para calon pemilih, pada pemilu 2014 ini.

Darwin mengatakan jika pemilih salah pilih pemimpin maka penegakan HAM di Indonesia akan kembali mandek. Menurut dia berbagai kasus pelanggaran HAM yang pengusutannya tidak pernah selesai diantaranya kasus pelanggaran HAM Mei 1998. Kasus itu tidak tuntas semasa dua periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Saya mengharapkan siapapun Presidennya, agar melihat lagi PR (pekerjaan rumah) yang ada di SBY. Itu semua kasus pelanggaran HAM yang sudah terjadi di negara kita. Walaupun negara ini carut marut melulu, tapi ingat pelanggaran HAM adalah nomor satu. Tegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia, untuk anak-anak kita yang telah menjadi korban," ujar Darwin di kantor Kontras, Sabtu (22/3).

Perwakilan korban Mei 1998, Darwin menambahkan para korban pelanggaran HAM juga akan membantu LSM Kontras dalam mencari Caleg dan Capres yang memiliki visi HAM.

Para korban yang turut hadir diantaranya korban kasus pelanggaran HAM 1998 dan korban pengambilalihan kios di ITC Mangga Dua. Mereka menyatakan siap mendukung calon yang peduli pada pengusutan kasus HAM, termasuk mengkampanyekan ke masyarakat secara langsung.

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending