Bagikan:

Ini Usaha Pemprov Riau Atasi Kepulan Asap Kebakaran

KBR68H, Jakarta

BERITA

Jumat, 14 Mar 2014 13:36 WIB

Ini Usaha Pemprov Riau Atasi Kepulan Asap Kebakaran

kebakaran riau, asap, bencana

KBR68H, Jakarta – Provinsi Riau saat ini tengah dikepung kepulan asap kebakaran di hutan saja. Selama sebulan terakhir, dampak asap semakin parah.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin mengaku sudah menyiapkan berbagai langkah untuk mengatasi dampak kepulan asap itu. Apa saja? Berikut kutipan wawancara Zainal di program Sarapan Pagi KBR68H Jakarta, Jumat (14/3) ini:

Ada yang menyebutkan Indeks Standar Pencemaran Lingkungan di Riau sudah melebihi angka 400. Lalu di sejumlah tempat mencapai angka 500. Normalnya ada di angka berapa sebenarnya?
Normalnya itu berada di bawah angka 100.

Anda sudah usul kepada gubernur untuk meliburkan PNS. Usulan ini sudah disampaikan kapan?
Saya kira saya belum pernah menyatakan mengusulkan ke gubernur untuk PNS. Jadi pada hari ini saya memanggil seluruh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota yang ada di Riau untuk rapat di Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Dari sini kita akan membahas apa langkah yang sudah dilakukan kemudian seberapa besar dampak yang diakibatkan dari dampak asap ini.

Kemudian nanti kita akan membuat beberapa keputusan yang keputusan ini sangat penting, salah satunya kami akan melakukan audiensi dengan pak gubernur. Kalau sudah seperti ini kami akan memberikan pertimbangan kepada pak gubernur, ada dua opsi yang akan kita sampaikan ke pak gubernur. Pak gubernur nanti yang memutuskan apakah ini layak atau langkah-langkah apa yang harus diputuskan oleh pak gubernur.

Opsi itu salah satunya untuk meliburkan PNS?
Saya kira bukan hanya PNS tapi semua yang bekerja, kecuali pelayanan publik. Karena kalau ini tidak kita lakukan kita khawatir angka itu akan bertambah terus.

Sekarang posisinya ada di 30 ribuan untuk penderita ISPA ya?
Untuk penderita ISPA hari kemarin ada 47.874 kasus.

Opsi selain menghentikan aktivitas di luar rumah kecuali pelayanan publik, opsi apa lagi?
Jadi ini akan kami rapatkan di dalam rapat hari ini. Sesudah rapat ini bisa disampaikan opsi yang kita sampaikan ke pak gubernur, pertimbangan kita dari sisi kesehatan. Karena kita tidak memandang dari sisi lain, kita juga melihat jangan sampai rekomendasi kita juga melumpuhkan pemerintahan yang ada.

Artinya saat ini penggunaan masker sudah tidak mempan?
Bukan, kita sudah memberikan masker tapi masyarakat tidak mau menggunakan masker. Makanya kemarin kami dari pagi sampai jam 6 sore ambulance dan mobil promosi kita terus berkeliling untuk menjelaskan bahaya kabut asap. Hari ini bukan hanya masyarakat awam orang berpendidikan sekalipun masih banyak kita jumpai beraktivitas tanpa menggunakan masker, ini tentu akan berdampak kepada kesehatan.

Termasuk PNS?
Saya kira semua kita masih banyak menemukan itu di jalanan.

Bisa disampaikan bahaya kabut asap jangka pendek dan jangka panjang?
Jadi hari ini tidak ada kata lain bagaimana kita mengurangi diri kita terpapar dengan asap. Artinya bagaimana kita menghirup asap apakah itu berdiam diri di dalam rumah, kita silahkan melakukan aktivitas tapi dalam rumah. Kalau pun terpaksa keluar rumah itu wajib menggunakan masker, karena kalau ini tidak dilakukan oleh masyarakat kita khawatir angka ini terus bertambah.

Contoh pada hari Minggu kita sudah ingatkan tidak boleh ada aktivitas keluar rumah tapi di depan halaman kantor gubernur masih ada acara di sana. Jadi itu bukan masyarakat awam, artinya orang berpendidikan. Jadi besok hari Sabtu dan Minggu kita juga berbagi dengan dinas kesehatan kota berbagi wilayah turun ke semua tempat jangan ada lagi yang melakukan aktivitas di luar rumah.

Tentu kami menangani dampak, seberapa lama dampak ini ya segitu lama dan kita juga khawatir tidak ada lagi manfaat masker itu karena tidak digunakan.

Di jangka panjang ada yang menyebutkan kabut asap yang terus menerus ini bisa memicu kanker paru ya?
Iya. Jadi dalam jangka pendek yang kita rasakan adalah ISPA batuk, pilek, tenggorokan kering, dan sebagainya. Tapi yang jangka panjangnya ini yang kita khawatir, bahkan kita mengkhawatirkan terjadinya generasi yang hilang untuk masyarakat Riau.

Bayangkan kita kalau masyarakat Riau ini harapan bangsa mulai dari penurunan IQ, oksigen yang kita konsumsi hari ini sudah tidak full lagi oksigen bersih, hanya sekitar 20 persen udara bersih selebihnya terkontaminasi kabut asap dan partikel-partikel secara kasat mata sudah kita lihat.

Paramedis di sana apakah kewalahan menghadapi bencana ini?
Inilah barangkali kenapa paramedis ini bekerja tanpa pamrih. Walaupun nanti barangkali ada yang libur tapi tenaga kesehatan baik itu puskesmas maupun di rumah sakit mereka bekerja 24 jam. Jadi pelayanan publik kesehatan tidak ada istilah tutup, mereka tetap buka.


Tenaga kita memang biasa bekerja jadi semua penyakit ISPA ini bisa kita tangani di puskesmas, kalau tidak mampu dia akan merujuk ke rumah sakit kabupaten, kalau tidak mampu juga dirujuk ke rumah sakit provinsi. Jadi alhamdulillah tenaga kesehatan kita terus bekerja tanpa pamrih, mereka melayani dengan baik tanpa memandang kondisi hari ini.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending