KBR68H, Jakarta – Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau menjadi tantangan tersendiri bagi pengusaha jasa transportasi. Dengan prediksi Indonesia bakal jadi negara nomor tujuh dengan ekonomi terkuat di dunia, maka tantangan ini harus segera diubah jadi peluang-peluang baru. Pemain di bidang transportasi seperti Lorena menyiapkan langkah-langkah strategis untuk “menaklukkan” transportasi di negeri seperti Indonesia.
Berikut wawancara dengan Eka Sari Lorena Surbakti, Direktur Lorena, dalam perbincangan untuk KBR68H, Tempo TV dan PortalKBR untuk “Sarapan Bersama”.
Bukan hanya pesawat ternyata saat ini yang menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan angkutan darat tetapi juga semakin rusak infrastruktur. Sebenarnya apa yang menjadi tantangan paling besar?
Mengenai transporasi darat saat ini kita sadari bersama bahwa infrastruktur yang tidak hanya berbicara mengenai jalan namun juga terminal, akses ke terminal, jembatan harus terus dibangun, ditingkatkan, terus disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi. Bahkan nanti tahun 2030 negara kita ini menjadi negara nomor tujuh yang ekonomi terkuat di dunia. Tapi lucunya di lain pihak mobilisasi yang merupakan kebutuhan pokok untuk negara itu bisa maju yang Indonesia masih 90 persen dikerjakan transportasi darat untuk pergerakan orang maupun pergerakan barang tidak ada policy atau peraturan yang memang mengedepankan agar transportasi darat ini bisa terbangun secara optimal.
Untuk terbangun itu perlu kebijakan seperti apa?
Sekarang kita lihat kemarin ada kebijakan Low Cost Green Car mobil pribadi murah katanya, ramah lingkungan tidak dikenai pajak. Bukankah uang tersebut harusnya kalau orang sudah bisa membeli mobil artinya sudah dianggap mampu dong, umumnya naik kendaraan umum karena dia tidak mampu. Insentif yang diberikan kemudahan malah kendaraan pribadi yang pasti menambah kemacetan dan menambah beban BBM subsidi, pasti karena tidak mungkin orang yang menggunakan Low Cost Green Car akan menggunakan pertamax.
Kalau itu pengaruhnya terhadap industri transportasi seperti yang dimiliki Lorena seperti apa?
Industri transportasi darat sebenarnya ada angkutan orang dan angkutan barang. Untuk angkutan penumpang itu ada namanya angkutan perkotaan atau urban transport, ada juga antarkota dalam provinsi itu jarak menengah biasanya, juga antarkota antarprovinsi biasarnya jarak jauh. Sebenarnya yang paling berat adalah angkutan kota, jaraknya pendek sehingga tarifnya dihitung berdasarkan kilometer. Apalagi yang ekonomi itu ditentukan oleh pemerintah, jadi seperti kemarin yang terjadi bagaimana mikroletnya mau bagus tarifnya Rp 2.000 sejak tahun 2009 baru dinaikkan tahun 2013. Ke kamar mandi saja di terminal walaupun toiletnya tidak bagus harganya Rp 3.000 sekali ke kamar mandi, itu jauh dekat Rp 2.000 bagaimana mau baik.
Jadi membuat efisiensi dan safety menjadi sulit dipertemukan ya?
Benar sekali. Tadi kita berbicara jalan, bukan hanya ada jalannya tapi kualitas jalannya dong. Kadang-kadang sekarang habis banjir lubang jalannya itu membuat kita semua harus sangat pelan-pelan, kalau tidak bisa patah per, patah per perbaikannya berapa jadi lama lagi mobil tidak beroperasi. Saya berharap ke depan adanya stimulan atau insentif kepada angkutan umum agar mereka juga bisa berbenah diri.
Apa yang bisa dikerjakan dalam waktu dekat?
Dalam waktu dekat sebenarnya bisa dikerjakan kalau regulator memiliki komitmen dan political will yang memang belum tentu harus populer tapi memang itu dibutuhkan.
Seperti apa misalnya?
Contohnya dinaikkan pajak kendaraan pribadi. Karena dimana-mana kendaraan pribadi kalau di luar negeri pasti dikenakan biaya sosial karena mereka menggunakan jalan lebih nyaman dibandingkan orang yang menggunakan kendaraan umum, di sini tidak. Kedua itu mobil-mobil tua lain di Indonesia yang makin tua malah pajaknya makin rendah, kalau dimana-mana makin tua kendaraan harus sangat-sangat mahal karena pasti boros bensin, merusak lingkungan, dan pastinya juga menciptakan tambah kemacetan karena mobil itu larinya sudah tidak bisa cepat lagi. Sekarang ini bukan soal suka atau tidak suka membuat aturan tersebut tapi sudah harus, kita lihat sekarang sejak macet ini tiap hari saya lihat di media berbicara mengenai macet, macet, banjir, banjir. Satu lagi dimana-mana seluruh dunia ini saya lihat tiga tahun terakhir ini selalu departemen perhubungannya maupun transportation agency bersama-sama operator duduk bareng untuk bagaimana mencari jalan keluar dan mengatasi kalau terjadi cuaca ekstrem.
Pernah ngobrol dengan Kemenhub?
Pernah.
Apa ada rencana begitu?
Waktu itu saya bilang mbok ya kita duduk bareng di awal tahun. Ini ruginya besar transportasi darat ini, ada yang hitungannya kemarin bilang sama saya Rp 50 miliar.
Sekarang pariwisata sedang happening bisa ditangkap transportasi darat tetapi tampaknya akan lebih banyak ditangkap low cost carrier dari pesawat. Ada pengaruhnya?
Penurunan volume mungkin kalau sekarang sudah tidak terlalu, operatornya sudah menurun. Waktu dari mulai booming-nya low cost carrier banyak yang kolaps. Kita lihat saja jumlah bus dulu kurang lebih tiga tahun lalu di Indonesia 2 juta sekarang kurang dari 900 ribu.
Kemana itu sisanya?
Hilang. Karena yang dalam kota juga berat sekali tersaingi oleh kendaraan bermotor, jarak menengah kadang-kadang juga diizinkan kalau lebaran saja kita lihat motor boleh pergi ke Solo. Yang bertahan ini adalah perusahaan-perusahaan yang notabene terlebih dahulu.
Anda masih bertahan sampai saat ini apakah ada diversifikasi jasa pengiriman barang atau karena ada Silognas?
Umumnya perusahaan-perusahaan yang mulai lebih dahulu juga dilandasi oleh manajemen, baik manajemen operasional maupun manajemen keuangan yang baik itu akan tetap bertahan. Tapi untuk perusahaan-perusahaan yang baru pasti lebih sulit karena untuk membangun network juga makan biaya yang tidak sedikit, apalagi sekarang tarif ini dengan adanya hantaman low cost carrier kita mesti cost effective. Jadi hitung-hitungannya mesti pas plus banyaknya bencana ini juga jadi kita mesti punya banyak rencana. Jadi kami juga bersyukur kami memiliki tim yang baik dan kami memang sudah bergaul di dunia ini sudah cukup lama. Jadi perusahaan ini hampir 44 tahun, memang itu memberikan kita juga nilai lebih untuk kenapa kita tetap bertahan dan mampu mendiversifikasikan. Tidak hanya kita juga punya grup untuk transportasi penumpang tapi kita juga memiliki grup untuk transportasi barang seperti kargo logistik, supply chain. Jadi kita bisa membantu perusahaan-perusahaan maupun individu yang mau mengirimkan barang-barangnya dari kota
A ke kota B lalu dikirimkan ke luar negeri misalnya. Akhirnya kita berusaha bagaimana kita menjadi one stop solution for transportation apalagi spesial kita adalah for transportation.
One stop solution itu apa saja?
Jadi seperti kemarin ada keluarga yang mau pindah ke Bali terus dia juga punya banyak barang plus dokumen. Supaya dia juga mau pindah ke Bali tidak takut barangnya tidak terkontrol dengan baik jadi dia sewa bus juga untuk bawa beberapa karyawannya, juga dengan bus dan truk kita bersama-sama ke Bali. Waktu pindahan kita bantu packing, kita masukan kita bawa juga ke Bali, sampai di Bali kita keluarkan kita bantu atur.
Ini yang Anda sebut bisnis itu harus berlari?
Bisnis harus berlari. Karena menurut saya dunia ini berputarnya sudah lebih cepat daripada waktu zamannya ayah saya. Bukannya kita lebih hebat tapi memang keadaan yang membuat kita harus cepat, tepat, namun aman. Menurut saya kita mesti mengikuti ritme, kita mesti mengikuti kebutuhan, dan juga mesti mengikuti bagaimana harapan para pelanggan atau pengguna jasa kita. Kita juga bisa menyampaikan ke pelanggan walaupun mungkin mereka belum sadar bahwa layanan yang kita tawarkan ini sebenarnya akan menjadi jawaban terhadap tantangan mereka.
Sempat mau main di industri penerbangan?
Iya untuk scheduled airline.
Sudah?
Kita tidak main di scheduled airlines, kita main di chartered cargo. Karena scheduled airlines waktu itu kita tahu marjinnya sangat tipis dan banyak orang cukup bermain terhadap faktor safety. Pada saat itu naik empat kali lipat harga avtur, luar biasa naiknya.
Pengiriman barang internasional ini berarti sudah merambah ke seluruh negara?
Kita bekerjasama dengan DHL. Karena menurut saya setiap orang punya kekuatan tentunya ada kelemahan, kita harus tutupi kelemahan kita dengan berkolaborasi dengan partner lain dan kita harus optimalkan yang menjadi kekuatan kita. Karena menurut saya dalam hidup ini tidak bisa dunia ini kita peluk dengan kedua tangan kita. Jadi menurut saya hidup ini harus juga tidak hanya sukses tapi juga bahagia juga suka cita karena banyak orang sukses tapi agak sakit mentalnya, kita juga ingin bahagia. Saya selalu melihat bagaimana mimpi yang besar itu tetap juga tidak mengesampingkan nilai-nilai kebahagiaan baik SDM kita sendiri, pelanggan kita maupun tentunya diri saya dan keluarga saya.
Katanya mau ikut MRT juga ya?
Tidak dibuka untuk publik, nanti kalau sahamnya dijual kita lihat kenapa tidak.
Transjakarta sudah ya?
Transjakarta iya ikut.
Bagaimana posisinya di Transjakarta?
Transjakarta itu menurut saya itu masih menjadi PR yang besar buat Pemda DKI Jakarta. Karena banyak hal yang memang belum sesuai dan kita juga tahu bahwa tidak ada analisa yang transparan sepertinya disana. Mungkin kapabilitas daripada stakeholders pemimpin di institusi tersebut mohon bisa ditingkatkan, karena transportasi ini di Jakarta masalahnya sudah sangat ekstrem. Jadi kalau mau punya jenderal yang menyelesaikan masalah ekstrem ini harus jenderal benar dan tidak hanya teori, tidak hanya sebagai seorang birokrasi, harus mengerti sense of business dan sense of social.
Karena Anda juga terlibat di Transjakarta lalu apa yang ingin Anda terobos agar terurai masalahnya?
Satu routing system itu harusnya dihitung kembali karena menurut saya tarif yang sekarang sudah tidak baik. Kenapa, karena sudah tidak memadai kita lihat saja bus-bus sekarang itu sulit bagi mereka untuk merevitalisasi. Sedangkan ada standar yang dikeluarkan memang harus kita penuhi SPM (Standar Pelayanan Minimal) lain pihak tidak ada insentif untuk kita dalam melakukan revitalisasi. Kalau di tempat lain ada grade-nya, kalau grade-nya bagus pajak saya diringankan, ini antara kami dengan mobil yang odong-odong sama saja. Kedua menurut saya juga sistem IT, dari awal dulu berdirinya saya bilang payment itu pakai sistem IT yang clear, transparan, berapa yang masuk dan keluar penumpangnya. Karena sekarang kalau jumlah penumpang rata-rata hanya katanya Dishub, kalau di luar negeri dari sistem payment ketahuan dan uangnya langsung masuk, bisa dibagi sama operator. Ini menunggu sampai satu bulan lebih, sepertinya operator ini memberikan subsidi kepada Pemda DKI Jakarta.
Sudah ngobrol dengan Pak Jokowi?
Saya rasa Pak Jokowi belum tentu tahu, beliau juga masalahnya banyak saya simpati sama dia. Tapi saya berharap ada peningkatan dalam Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Karena kita mesti akui apapun alasannya Dinas Perhubungan DKI Jakarta gagal dalam menciptakan transportasi umum yang baik di DKI Jakarta.
Pak Jokowi mau merombak manajemen Transjakarta, teman-teman operator termasuk Lorena yang terlibat itu masuk ke dalam perombakan itu atau bisa ikut memberikan suara?
Kalau diundang pasti saya ikut. Karena waktu itu saya bilang ke Pak Ahok, waktu Ahok bilang emang kalian bisa menjalankan, saya bilang iya kalau Anda izinkan saya jalankan tapi Pak Ahok diam.