Bagikan:

Tidak Perlu Malu Punya Anak Down Syndrome

Sudah tahukah anda mengenai down syndrome? Down syndrome merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21. Down Syndrome biasa terkena pada anak.

BERITA

Selasa, 19 Mar 2013 17:26 WIB

Tidak Perlu Malu Punya Anak Down Syndrome

down syndrome

Sudah tahukah anda mengenai  down syndrome? Down syndrome merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21. Down Syndrome biasa terkena pada anak. Salah satu hal yang terjadi pada anak Down Syndrome adalah gangguan perkembangan mental dan fisik. Anak yang terlahir dengan kelainan kromosom ini tentu menjadi tanggung jawab orangtua. Mereka tidak boleh ditinggalkan, justru dukungan orang tua dan orang terdekat sangat penting.

Belajar dari kisah Olivia Maya Shitaresmi. Ibu Oliv memiliki dua orang anak. Namun pada anak pertamanya tidak lahir sempurna layaknya anak-anak pada umumnya. Anak perempuan pertama Ibu Oliv penyandang Down Syndrome.

“Waktu saya melahirkan anak pertama, dokter bilang kalau anak saya kelainan genetik. Padahal semasa kehamilan saya rajin kontrol ke dokter dan bayi saya sehat-sehat saja,” kata Olivia.

Olivia mengakui tidak mengerti mengenai Down Syndrome. Menurutnya, kala itu belum banyak informasi yang bisa ia peroleh mengenai Down Syndrome.
“Akhirnya, langkah awal yang saya ambil mula-mula saya bangkit dari kesedihan, lalu konsultasi pada sejumlah dokter,” tambahnya.

Beruntung Olivia juga memiliki seorang suami yang dapat diajak bekerjasama untuk mengurus sang buah hati yang terlahir special tersebut. Sebagai orang tua, Oliv bersama suami saling memberi dukungan, tak hanya itu mereka juga memantau perkembangan buah hatinya.

“Waktu itu saya sampai pergi konsultasi kelima dokter, saya periksa anak saya ke dokter jantung karena anak saya juga mengalami kebocoran jantung sebesar 5 mili, lalu periksa juga pencernaannya karena beberapa kasus anak down syndrome itu sulit buang air besar,” terang wanita yang kini bergabung dalam Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS).

Sayangnya meski teknologi sudah kian canggih, ilmu kedokteran belum dapat menemukan penyebab serta pencegahan Down Syndrome.

Menurut Dr. Oom Komariah, untuk mengetahui kelainan pada bayi dalam kandungan sudah dapat dideteksi melalui USG sejak usia kandungan empat bulan.

“Dari USG itu dokter harusnya memperhatikan ketebalan pundak bayi, lalu dari jari-jarinya. Atau bisa juga dengan mengambil air ketuban si ibu untuk dites atau istilahnya amnosynthesis,” jelasnya.

Ia menambahkan saat ini belum ada pula imunisasi pencegahan Down Syndrome. Saat anda mengetahui anak anda lahir sebagai penyandang Down Syndrome jangan buang mereka.

“Hal pertama yang harus dilakukan orang tua yaitu dengan memantau perkembangan buah hati. Bayi down syndrome harus menjalani fisioterapi mulai dari belajar tengkurap, berdiri, hingga tahap bicara. Karena bayi down syndrome pertumbuhannya lambat,”  ungkap Dr. Oom

Ciri-ciri anak down syndrome secara fisik jari-jari tangan lebih pendek, garis melintang ditelapak tangan hanya satu, lidah lebar, wajah tampak bulat menyondong kedepan, kulit putih, hidup agak pesek.

Orang tua dari anak penyandang Down Syndrome (POTADS), Olivia Maya Shitaresmi menambahkan seiring dengan perkembangan waktu sejak kecil anak yang sudah kita berikan simulasi lalu kita masukan sekolah kemudian tentukan bakatnya, karena setiap orang pasti memiliki bakat.

“Rata-rata anak down syndrome lebih menyukai bidang musik dan olahraga. Kita juga enggak perlu malu bila memang anak kita harus masuk sekolah luar biasa,” ujar Oliv.

Faktanya, banyak anak-anak penyandang down syndrome yang memiliki bakat luar biasa. Mereka bisa bermain musik layaknya orang normal.

Bagi para orang tua yang memiliki anak penyandang down syndrome dapat bergabung melalui sebuah komunitas Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS). Melalui POTADS, orang tua bisa saling sharing serta mengikuti kegiatan peduli anak down syndrome.

 “Saya pesan kepada orang tua, khususnya yang baru saja melahirkan anak dengan down syndrome, lekaslah bangkit lalu simulasi sedini mungkin anaknya.  Gali terus kemampuan anak anda karena mereka  butuh  anda,” tutup Dr. Oom.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending