Seluk Beluk Mencari Modal Usaha

Banyak orang yang kerap kali bingung saat ingin memulai usaha. Faktor penyebab kebingungan itu salah satunya disebabkan karena modal sebagai penyokong dana. Tapi memiliki modal berupa dana saja tidaklah cukup, bahkan ada sejumlah pengusaha yang mengawali bisnisnya tanpa didukung faktor financial. Oleh karena itu dalam berbisnis hal utama bukan saja modal yang perlu dipikirkan, tapi juga perencanaan bisnis yang matang sbelum menjalankannya.

Seperti pada wanita muda berkerudung yang satu ini. Namanya, Anne Nurjanah. Perempuan mandiri ini memulai usaha sejak ia masih kuliah. Bisnis pertama yang ia jalani adalah membuka jasa laundry kiloan pada 2008 silam.
 
Anne mengaku saat mulai berbisnis keuangannya tidak cukup mendukung. Tapi, hal itu tidak mematahkan semangat dan keinginan dirinya. Menurutnya, saat ada keinginan untuk membuka suatu usaha diperlukan pengenalan pasar serta usaha apa yang ingin dibuka.

“Kalau saya karena waktu itu masih kuliah, terus melihat ada peluang sekitar kampus banyak mahasiswa dan tempat kos-kosan, tapi belum ada jasa cuci pakaian. Akhirnya peluang itu saya manfaatkan,” ceritanya.

Sebelum memulai usaha laundry kiloan tersebut, hal pertama yang Anne lakukan adalah membuat perencanaan dan perhitungan (bussines plan). Dengan bermodal Rp 5 juta ditangan, ia menghitung peralatan yang dibutuhkan seperti mesin cuci, dan pembayaran karyawan, serta uang listrik, dan sebagainya.  Ia juga memperoleh modal pinjaman dari koperasi.

“Untuk mensiasati sumber dana bisa pakai tabungan sendiri kalau memang cukup. Tapi, kalau merasa kurang bisa join dengan teman, atau pinjam ke investor,” tambahnya.

Dari Konsultan Keuangan menyarankan bagi para pemula yang baru memulai bisnis sebaiknya memakai modal pribadi. Menurut Konsultan Keunagan Ahmad Gozali, hal itu untuk dapat memperkecil resiko kerugian yang ditanggung pebisnis awal. “Lagi pula jangan harap kalau pertama memulai bisnis Bank mau memberikan pinjaman kredit, itu biasanya sulit,” ujarnya.

Kata Gozali, bila bisnis anda sudah berjalan pantau perkembangannya setiap hari dengan menghitung hasil pendapatan. Ia menyarankan keuntungan yang didapat sebaiknya disimpan untuk mengetahui jumlah omset.

“Bila hasil keuntungan usaha ingin dipakai, lebih baik disisihkan kemudian buat daftar target bisnis yang ingin anda capai. Misalnya, anda menggaji diri sendiri dari hasil bisnis Rp 2 juta per bulan dari omset, barulah sisanya disimpan,” jelas Ahmad Gozali.

Belajar dari pengusaha muda Anne yang selalu mengevaluasi usaha yang dijalankannya setiap bulan. “ini jelas untuk mengetahui perkembangan bisnis kita,” kata wanita yang lulusan Universitas Negeri di Cipete, Jakarta Selatan.

Berbisnis tentulah ada pasang surutnya. Diakui Anne, biasanya ketika sudah lima tahun menjalani bisnis, omset yang diperoleh tidak semulus tahun-tahun pertama menjalaninya. Kata dia, biasanya semakin lama akan muncul kompetitor baru.

“Disinilah kita harus lebih inovatif dan bersikap loyal terhadap pelanggan kita agar tidak kabur,” ujar Anne.

Konsultan Keuangan, Ahmad Gozali menimpali memulai bisnis tak perlu takut modal minim dan bangkrut. “Yang penting perencanaan kita sudah matang dan percaya diri untuk berbisnis, karena tantangan terbesar itu bukan mencari modal atau keuntungan semata, tapi kita bisa berani keluar dari zona nyaman itu. Jadi, mulailah berbisnis sekarang!” tuturnya.