Bagikan:

Mengatasi Krisis Air dengan Bank Tanah

Indonesia adalah negara dengan potensi air tanah yang besar yaitu sekitar 3,9 triliun m3 per tahun. Namun permasalahan tetap muncul karena penyebaran air tanah ini tidak merata dan kurangnya sarana untuk menyimpan air.

BERITA

Kamis, 21 Mar 2013 15:48 WIB

Mengatasi Krisis Air dengan Bank Tanah

bank tanah, air

Indonesia adalah negara dengan potensi air tanah yang besar yaitu sekitar 3,9 triliun m3 per tahun. Namun permasalahan tetap muncul karena penyebaran air tanah ini tidak merata dan kurangnya sarana untuk menyimpan air. Padahal cadangan air tersebut sangat dibutuhkan disaat musim kemarau. Disinilah pentingnya adanya bank air tanah. Menurut pakar hidrologi Intitut Pertanian Bogor (IPB) Nana Mulyana, bank air tanah dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk menyimpan atau menahan air di tanah sehingga air tersebut sewaktu-waktu dapat digunakan saat diperlukan.

"Konsepnya sebenarnya THR yaitu tahan, hempas, resapkan. jadi air itu butuh diresapkan" jelas Nana dalam talkshow Bumi Kita KBR68H, Kamis (21/3)

Selama ini konsep bank air tanah berupa titik resapan air masih belum maksimal di sejumlah kota di Indonesia termasuk di Jakarta. Sekitar 70 persen wilayah DKI jakarta sebenarnya memiliki tekstur tanah yang baik untuk dibuat bank air tanah. Namun jumlah bank air tanah yang ada sekarang masih jauh dari cukup. Nana mengatakan untuk jakarta diperlukan sekitar 540 ribu titik sumur resapan yang dangkal. Jika target ini terpenuhi maka Jakarta tidak akan kesulitan air bersih pada musim kemarau. Selain itu titik-titik sumur resapan ini juga bisa mengurangi potensi banjir yang hingga saat ini masih selalu terjadi di DKI Jakarta.

Pembuatan bank air tanah ini tergolong relatif murah dan menguntungkan. Menurut Nana hanya butuh sekitar 2 sampai 3 juta rupiah pada awal pembuatannya saja. Ini jelas lebih hemat dibanding harus membeli air dari PDAM yang membutuhkan biaya rutin tiap bulannya. Kualitas air hasil resapan bank air tanah ini juga biasanya lebih baik dari air PDAM. Secara umum bentuk bank air tanah ini seperti sumur kecil dengan diameter 1,4 m dan kedalaman 1,5 - 3 m. Dinding sumur berbahan bata dan pada bagian rongga sumur hingga dasar diberi batu kali. Untuk penutup sumur digunakan plat beton dengan tebal kira-kira 10 cm. Sumur tersebut akan terisi berulang-ulang ketika hujan datang. Air yang diserap akan masuk kedalam tanah dan dapat bertahan lama di lapisan ekuifer. cadangan air ini lah yang aman digunakan di saat masa kemarau.

Dalam penerapannya, sistem bank air tanah mengalami kendala pada kesadaran masyarakat. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan belum menyadari mengenai pentingnya sistem ini. menurut Nana, pemerintah harus mensosialisasikan program ini secara terperinci dan intensif karena selama ini masih banyak warga yang belum mengerti tentang sistem penyimpanan air yang ramah lingkungan ini.

"Selama ini pemerintah kurang dalam sosialisasi bank air tanah ini sehingga banyak yang belum sadar bahkan belum tahu apa itu bank air tanah. Saya rasa jika diadakan sidak pasti ditemukan banyak kantor-kantor pemerintahan yang belum ada resapan airnya," pungkas Nana

Kementerian Pekerjaan Umum selama ini telah melaksanakan sejumlah program untuk mengatasi krisis air dengan pembangunan sarana-sarana penampung air seperti waduk dan sejenisnya. Namun diakui bahwa metode bank air tanah dinilai adalah solusi terbaik. Direktur Pengelolaan Sumber Daya Air Kementerian PU, Arie Setiadi mengatakan beberapa kota besar mengalami masalah krisis air karena terlalu banyak mengambil air tanah dalam. Akibatnya terjadi penurunan permukaan air tanah terus menerus setiap tahunnya. Seharusnya pengambilan ini dimbangi dengan penyimpanan air dengan sistem bank air tanah.

"Pembangunan infrastrutur yang hebat dan bermacam-macam juga sebenarnya tidak ada gunanya jika kita tidak memperbaiki struktur air tanah itu. Jadi yang paling utama adalah meresapkan air kembali ke tanah," Ujar Arie.

Kementerian PU juga akan melakukan program penyuntikan air ke bagian struktur tanah dalam. Air akan diolah terlebih dahulu agar tidak mengandung unsur logam berbahaya kemudian air tersebut akan disuntikkan ke dalam tanah. Menurut Arie tanah akan mengolah air tersebut sehingga akan mengandung lebih banyak mineral daripada air yang tidak diolah oleh tanah. Selain program itu Kementerian PU menyebutkan akan terus membangun waduk-waduk dan penampungan air di sejumlah kota di Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk sektor pertanian, pemukiman dan lain-lain.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending