Bagikan:

Memperkenalkan Indonesia Melalui Fufu Bag

Bagi anda yang ingin menyalurkan hoby sambil menghasilkan uang, anda bisa tiru gaya bermimpinya Alfa Paskarini Sawitri.

BERITA

Jumat, 15 Mar 2013 17:40 WIB

Author

Doddy Rosadi

Memperkenalkan Indonesia Melalui Fufu Bag

fufu bag, tas

Bagi  anda yang ingin menyalurkan hoby  sambil menghasilkan uang,  anda bisa tiru gaya bermimpinya  Alfa Paskarini Sawitri.  Alfa dulu  memiliki mimpu tas buatan lokal bisa sejajar dengan tas bermerek buatan luar. Dulu dia hanya sebagai mahasiswa seni rupa di ITB. Berbekal  tas dari tugas akhir yang dia ciptakan, kini  tugas akhir itu bisa menghasilkan uang ratusan juta. Bagimana ia memulainya?

Alfa Paskarini Sawitri membuat tas hanya sebagai persyaratan untuk tugas akhir perkulihan. Akan tetapi, tugas akhir itu membawa rejeki bagi keberlangsungan kehidupan Alfa. Bayangkan saja dengan bermodalkan delapan puluh ribu rupiah, Alfa bisa meraup keuntungan sampai ratusan juta.

Cerita berawal saat  Alfa duduk di bangku kuliah semester akhir.  Alfa yang seorang mahasiswa di fakultas seni rupa ITB jurusan griya tekstil ini dituntut untuk menciptakan hasil karyanya sebagai prasyarat kelulusan.  Saat itu Alfa sempat dibikin pusing untuk menentukannya. Pasalnya ada tiga  pilihan yang  menjadi konsennya. Tiga pilihan itu adalah  dunia fasion, Sepatu dan tas.  
 
Dari tiga itu kemudian Alfa menjatuhkan pilihan pada sebuah tas. Saat itu Alfa berfikir, dunia Fasion dan sepatu sudah banyak digeluti oleh orang. Namun dunia tas belum begitu banyak orang yang bergelut didalamnya. Itu terbukti dari maraknya tas-tas branded merek luar yang beredar di pasaran.  Dari situ akhirnya  Alfa berniat untuk memperkenalkan Indonesia melalui sebuah tas.

“Kenapa tidak bisa kalau tas buatan Indonesia bisa bersaing dengan buatan luar negeri” tegas Alfa.

Berbekal dari ilmu  yang sempat dipelajari dibangku kuliah dan kenekatan Alfa  bermimpi Indonesia   bakal memiliki tas yang layak untuk disejajarkan dengan produk-produk bermerek buatan luar negeri.

Alfa mengakui, kenekatan dia untuk mensejajarkan tas hasil buatannya kerap mendapatkan cemoohan dari banyak pihak.  Malah kata dia, salah satu dosennya sempat meragukan keinginnanya.  Namun semua itu bukan mematahkan semangatanya. Hal itu justru menjadi pemicu Alfa untuk bangkit dan bisa  mewujudakannya.

Delapan puluh ribu, uang yang dimiliki Alfa saat itu. Uang itu ia gunakan untuk membeli kulit imitasi yang harga permeternya kisaran dua puluh ribuan.  Satu meter hanya bisa menghasilkan dua  buah tas. Hasil buatannya itu kemudian ia tawarkan pada teman-teman terdekatnya.  Tiga tahun awal Alfa merasakan betul kesusahannya melakukan penjualannya. Bahkan uang Alfa sempat terkuras saat  market penjualannya memepet artis dan fasion stylist. Tujuannya agar produknya cepat dikenal oleh banyak orang.

“Ternyata ngendors itu lebih mengeluarkan banyak uang. Sebab mereka kan inginnya gratis, kalau terus-terusan kan uang kita bisa habis begitu saja.”ujar Alfa.

Kemudian sejak saat itu, Alfa banting stir market penjualnnya. Alfa tidak lagi mendekati artis atau fasion stylist.  “Justru yang bergaya itu ga bisa dibilang banyak uang.  Malah justru mereka itu sebenarnya gak punya uang. Hanya saja memanfaatkan kartu kredit.” tutur Alfa.

Fufu Bag’s Usaha yang digelutinya sejak 2006 lalu, kini telah memiliki lima belas karyawan. Dan penjualnnya pun sudah merambah seluruh daerah bahkan ke luar negeri.

Produk Fufu Bag’s tersedia ready stock  sebab Fufu memang tidak menyetok barang di workshop terlalu banyak. Bakan kata dia, order pemesanan bisa memakan waktu tida sampai enam bulan.   Dalam seminggu, Alfa hanya mengeluarkan empat buah desain terbarunya.  Satu desain baru itu hanya diproduksi untuk satu tas.  Sehinga tidak ada tas yang modelnya sama baik dalam warna maupun aplikasinya.

Kelebihan lain yang dimiliki Fufu Bag’s.  adalah dalam hal pengerjaan secara handmade dan jumlahnya terbatas (limited). Selain itu juga Alfa selalu mengedepankan  aplikasi kain budaya tradisional Indonesia dalam karya-karyanya. Mulai dari kain batik, kain tenun, songket, sampai ulos.
Bahan baku untuk membuat tas Fufu Bag’s berupa kulit asli sapi, domba, ular, denim dan suede, dibeli dari beberapa daerah seperti Yogyakarta, Tasikmalaya, Jakarta hingga luar negeri. Namun ada pula bahan baku asal impor seperti Italia, Jerman dan Jepang.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending