Kenaikan harga komuditas hortikultura seperti bawang, tomat dan buah-buahan naik cukup tinggi. Khusus harga bawang, naik di kisaran 50-100%. Di Banyuwangi, Jawa Timur misalnya, harga bawang melonjak hingga dua kali lipat lebih. Dari Rp 14 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Di Jakarta, harga bawang putih Rp 40.000 perkilogram. Sementara bawang merah seharga Rp 26.000 perkilogram, dan bawang Bombay Rp 28.000. Apa penyebab harga bawang naik begitu tinggi? Simak perbincangan KBR68H dengan Wakil Ketua Asosiasi Pembenihan Bawang Merah-Putih Indonesia, Akat dalam program Sarapan Pagi.
Kalau di tingkat petani berapa sebenarnya harga bawang?
Perlu kami sampaikan harga di tingkat petani sekarang bawang merah khususnya, itu kalau kualitas yang bagus kisaran Rp 16 ribu sampai Rp 18 ribu. Jadi kalau sekarang harga konsumen sampai Rp 40 ribu itu sebenarnya angka segitu belum dinikmati petani, itu dinikmati para pelaku yang mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan daripada konsumen.
Keuntungan dari petani kira-kira berapa rupiah per kilogram rata-rata?
Jadi kalau kondisi seperti ini, bawang merah saat ini dengan produksi 10 ton per hektar dengan pembiayaan kurang lebih Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu, sekarang itu memang kisaran Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu per kilogram. Itu kalau musim panen, itupun tingkat keberhasilannya hanya berkisar 40 persen sampai 50 persen.
Ketika harga Rp 16 ribu itu untuk kualitas terbaik bawang yang anda jual itu jatuhnya ke siapa sehingga harga jual ke konsumen tinggi sekali?
Kalau pembelian itu langsung pedagang yang datang ke petani.
Tidak ada pemborong?
Tidak ada, kalau saat ini rata-rata tidak berani memborong.
Apakah anda pernah menelusuri siapa yang membeli bawang anda?
Kalau terkait dengan penjualan ke pasar pusat itu biasanya dari sini langsung kirim ke pasar induk atau pasar lokal yang di Surabaya, kadang juga ke Kramat Jati. Hanya saja saya kadang kaget mendengar laporan sampai harga segitu di tingkat konsumen.
Kecurigaannya dimana?
Saya khawatir justru harga sekarang informasinya sampai Rp 40 ribu di tingkat konsumen, itu sangat disayangkan.
Pedagang banyak yang mengaku mereka mendapat pasokan dari agen, jadi tidak berhubungan langsung dengan petani. Bagaimana?
Memang betul katakanlah 2-3 tahapan, itu kalau sampai Kramat Jati paling 2 tahapan.
Memungkinkan tidak kalau tahapan-tahapan itu dipangkas sehingga petani tetap bisa menjual harga yang tinggi tapi di konsumen tidak terlalu tinggi jaraknya?
Ada kemungkinan.
Apa yang bisa dilakukan untuk mencapai itu?
Kita ada keinginan tapi ada juga kendala. Diantaranya kita mungkin bisa mengatur itu dengan lembaga-lembaga yang ada atau yang memfasilitasi petani dalam rangka penjualan itu. Hanya saja sekarang perlu diketahui harga bawang yang segitu perlu modal yang besar, tingkat kekuatan lembaga itu sendiri dalam mencakup daripada hasil petani itu belum memadai. Sepertinya petani seharusnya punya bulog-bulog bawang.
Sudah pernah diusulkan ke pemerintah atau ke kelompok-kelompok tani supaya membuat semacam bulog?
Memang petani pada umumnya kalau harga lagi murah, dia tidak mendapat keuntungan itu biasanya petani melakukan tunda jual. Hanya saja kalau memang harga sudah layak petanipun tidak berani beresiko dalam mengambil keputusan dan perlu diketahui, kalau kita ingin membuat bulog seperti yang kita harapkan itu pertimbangannya bagaimana pedagang untung, petani untung tapi konsumen juga tidak diberatkan.
Untuk stok saat ini apakah dari permintaan yang tinggi misalnya petani masih mampu memenuhi kebutuhan pasar?
Saya kira kalau mampu secara total memang ada kekurangan, kalau kekurangan sampai harga itu saya yakin hitungan secara nasional mungkin kita kurang. Hanya saja saya khawatir kalau nanti kita cenderung langsung berpikir ke impor tanpa berpikir kuotanya berapa sesuai kebutuhan. Nanti kalau harganya jatuh seperti tahun 2011-2012 saya khawatir petani akan lesu kembali.
Sekarang musimnya bagus untuk harga sayuran dan buah-buahan tetapi petani tidak cukup menikmati ya?
Karena tingkat petani dalam penanaman tidak begitu luas. Tapi wilayah-wilayah sentral, contoh wilayah-wilayah pinggiran hutan seperti di Ponorogo, Bojonegoro, Magetan itu sampai saat ini masih ada pertanaman hanya saja kalau cakupan luasan nasional memang itu kurang.
Dengan kondisi seperti ini supaya ada juga langkah petani untuk tidak membebani konsumen apa rencana anda dan teman-teman petani bawang lainnya?
Kemarin kami dengan Dewan Bawang Merah Nasional dan juga asosiasi sepakat mungkin ke depan kita akan membuat seperti bulog-bulog itu. Kita mungkin perlu kerjasama dengan pihak perbankan dalam memfasilitasi pendanaan kepada petani.
Kapan?
Sudah dimulai nanti harapannya ke Jawa Timur juga. Itu dilaksanakan dan bagaimana komitmen kita bersama pemerintah dalam rangka agar petani lebih berdaya.
Lonjakan Harga Bawang Belum Dinikmati Petani
Kenaikan harga komuditas hortikultura seperti bawang, tomat dan buah-buahan naik cukup tinggi. Khusus harga bawang, naik di kisaran 50-100%. Di Banyuwangi, Jawa Timur misalnya, harga bawang melonjak hingga dua kali lipat lebih.

BERITA
Rabu, 06 Mar 2013 13:00 WIB


harga, bawang, petani
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai