Bagikan:

Harga Bawang Dimanfaatkan untuk Pencitraan Kelompok Tertentu

Berdasarkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH), yang disetujui oleh Kementerian Pertanian, kuota impor bawang putih pada semester I tahun ini sebanyak 160.000 ton.

BERITA

Senin, 11 Mar 2013 14:54 WIB

Author

Doddy Rosadi

Harga Bawang Dimanfaatkan untuk Pencitraan Kelompok Tertentu

bawang, impor

Berdasarkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH), yang disetujui oleh Kementerian Pertanian, kuota impor bawang putih pada semester I tahun ini sebanyak 160.000 ton. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan, saat ini kebutuhan bawang putih di tanah air mencapai 400.000 ton. Menurutnya alokasi impor bawang putih bertujuan untuk menutupi kebutuhan bawang putih yang besar. Kenapa produski bawang putih lokal tidak mencukupi kebutuhan nasional? Simak perbincangan KBR68H dengan Wakil Ketua Asosiasi Pembenihan Bawang Merah-Putih Indonesia, Akat dalam program Sarapan Pagi.

Mau dibuka lagi impor bawang, bagaimana?

Terkait dengan impor yang akan dilakukan pemerintah, kami sebenarnya dari asosiasi oke-oke saja kita tidak mengharamkan itu. Karena kita dituntut oleh konsumen agar harga tidak melambung, hanya saja kami berharap pemerintah memperhitungkan sejauh mana harga di tingkat petani jadi tidak berpengaruh terhadap semangat petani kita dalam bertani bawang.

Perlu ada HPP?

Kalau memang pemerintah bisa mencanangkan HPP itu lebih bagus, otomatis harga di tingkat petani terjamin.

Kesulitannya didalam pembenihan penanaman bawang itu sebenarnya apa sehingga produksi lokal tidak bisa banyak?

Kalau bulan-bulan seperti ini di kita adalah of season. Jadi tingkat resiko penanaman juga tinggi, produksinya rendah dan memang sepertinya pemerintah sudah mulai ada komitmen bersama didalam menata tata niaga bawang merah kita ini. Ini dampak awal, nanti kita sikapi bersama sejauh mana agar tingkat petani, pedagang, dan konsumen ada keseimbangan.

Tata niaga itu membuat baik persediaan, harga, dan kami membeli tidak terlalu mahal begitu?

Seperti kemarin kita sudah ada kesepakatan dengan Kementerian Perdagangan bahwa dalam melakukan rekomendasi impor itu atas dasar informasi dari Dewan Bawang, Kementerian Pertanian, ditindaklanjuti oleh Kementerian Perdagangan.
 
Tiap mendekati pemilu ada gejolak seperti ini, anda melihat seperti itu juga?

Sepertinya ada kepentingan-kepentingan tertentu untuk melangkah ke depan.
 
Artinya mencurigai bahwa ada orang-orang yang punya kepentingan politik yang mencoba mencari keuntungan dari bawang?

Iya seperti itu.

Tapi setiap menjelang pemilu anda merasakan seperti itu?

Betul. Jadi ada dua versi, baik kepentingan diri sendiri secara organisasi, partai, dewan, bisa juga pencitraan.
Angka 160 ribu ton itu berasal dari anda dan teman-teman di Dewan Bawang?
Kalau sekarang yang baru disepakati itu 60 ribu ton.
 
Bisa membengkak jadi 100 ribu ton itu dari mana?

Kemarin saya dapat informasi dari ketua kami yang menjadi kesepakatan adalah 60 ribu ton, itu saja belum terealisasi atau belum tertata di tingkat bawah tapi kenapa muncul angka 100 ribu ton. Ini kami khawatirkan sebenarnya angka 60 ribu ton itu belum didistribusikan ke tingkat petani untuk kepentingan konsumen. Kalau tahu-tahu muncul itu apa memang kita membuat stok kuota.
 
Jadi semacam pasokan seperti di bulog begitu?

Seperti itu apalagi bawang merah suatu komoditas yang tidak tahan lama kalau tidak ditangani dengan serius. Seperti pengalaman tahun 2011 ada angka 169 ribu ton untuk impor, pada saat itu bawang di tingkat petani kita tidak laku, banyak bawang di gudang justru hancur karena tidak laku.  
Itu karena apa?
Karena harga dari sana lebih rendah, lebih bagus, apalagi ditunjang dengan harga lebih murah.

Anda akan mempertanyakan angka 100 ribu ini ke Kementerian Perdagangan?

Kami belum konfirmasi dengan ketua kami. Kemarin ada kesepakatan 60 ribu ton, tapi kalau muncul 160 ribu ton kami belum konfirmasi dengan ketua kami.
 
Untuk musim tanam berikutnya kapan?

Kalau pertanaman sampai sekarangpun ada hanya saja luasannya beda. Tapi petani melakukan besar-besaran tanam itu nanti bulan April-Mei, karena Juli-Agustus panen raya baik Brebes maupun Nganjuk. Buka tutup perlu dalam artian sebetulnya berapa butuhnya, agar pasokan di tingkat konsumen tidak langka, harga terjangkau oleh konsumen, dan petani kita tidak terpengaruh harga yang anjlok.

Kalau Juli-Agustus panen berarti stop impor kapan?

Bulan Juni mulai stop. Jadi kami khawatir nanti justru petani kita mestinya pada saat panen dapat harga layak, petani biasanya kalau harga turun cenderung disimpan. Kalau petani menyimpan, barang rusak impor turun, kita tidak laku bukan mendapatkan nilai tambah tapi musibah.   

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending