Bagikan:

SARA, Konflik dan Pemilu Damai di NTT

KBR68H, NTT - SARA, atau Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan, menjadi komoditi politik yang laris dijual pada setiap momen Pemilu. SARA menjadi salah satu isu kampanye untuk meraih dukungan.

BERITA

Rabu, 26 Feb 2014 13:47 WIB

Author

Silver Sega

SARA, Konflik dan Pemilu Damai di NTT

NTT, pemilu, SARA, toleransi

KBR68H, NTT - SARA, atau Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan, menjadi komoditi politik yang laris dijual pada setiap momen Pemilu. SARA menjadi salah satu isu kampanye untuk meraih dukungan.

Namun sekelompok warga di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur yang tergabung dalam Aliansi Dame Timor, mengkhawatirkan kampanye SARA tersebut. Bagi Aliansi Dame Timor yang terdiri dari Komunitas Peace Maker (Kompak-komunitas Pemuda lintas agama), Rumah Perempuan Kupang (RPK), Peace Journalist Community Kupang (PJCK), BP GMIT Sinode Kupang, CIS Timor, dan Yayasan Tanpa Batas (YTB), SARA menjadi momok yang menakutkan, karena rawan konflik. Aliansi ini pun mendeklarasikan Pemilu Damai Tanpa Diskriminasi SARA.

"Deklarasi Damai Anti Diskriminasi SARA Pemilu 2014. Kami peserta, pelaksana pemilu 2014 dan masyarakat NTT. Dalam semangat persatuan dan persaudaraan siap menciptakan pemilu yang aman, tertib dan damai tanpa diskriminasi SARA, demi kesejahteraan rakyat dan terpeliharanya keutuhan Rakyat. Pilihan boleh beda damai harus yang menang. Damai NTT Damai Negeriku," kata Koordinator Aliansi Dame Timor, Sarniel Woleka.

Sarniel mengatakan acara ini sengaja digelar karena tahun ini merupakan tahun Pemilu. Momen pemilu, kata Sarniel Woleka, sering digunakan para caleg dan politisi mengumbar isu suku agama dan ras (Sara), untuk meraih kemenangan. Aliansi Dame Timor kata Sarniel Woleka tidak ingin Pemilu diwarnai konflik karena masalah SARA.

Tetapi Pieter Tinung Pitoby, salah satu warga kota Kupang mengatakan, diskriminasi SARA dalam pemilu sudah terbentuk tanpa sadar oleh dan dari masyarakat.

"Kenapa di dalam pemilu ini bicara diskriminasi SARA, itu pasti ada akar permasalahannya. isu SARA ini sudah menjadi sesuatu budaya dibawa yang tanpa sadar, masyarakat itu sudah lakukan. Dengan berkata bahawa ah dasar orang timor, dasar cina, seperti, tanpa sadar, sebenarnya inilah benih-benih yang kita tanam akan menjadi pohon yang namanya diskriminasi SARA," kata Pieter.

Kekhawatiran isu SARA rawan konflik dirasakan betul Badan Kesatuan Bangsa dan Politik NTT. Menjelang Pemilu ini, Badan Kesbangpol NTT meminta Pemerintah Kabupaten mebentuk Tim Terpadu pemilu. Tim ini, kata Kepala Badan Kesbangpol NTT Sisilia Sona, bertugas memantau berbagai situasi di daerah serta mengantisipasinya jika ada gejala yang mengganggu keamanan.

"Diharapkan semua kabupaten membentuk tim terpadu, lalu kita harapkan semua kabupaten menyusun rencana aksi daerah. Sehingga dengan rencana aksi daerah itu paling tidak bisa meminimalisir hal-hal yang diperkirakan bisa mengganggu situasi. Jadi kita minta di sana
Forkompindanya dengan sekretariatnya Kesbang untuk menelaah berbagai situasi di daerah sehingga mereka mengantisipasi dini, cegah dini dan diharapkan tidak sampai berdampak pada persoalan daerah," jelas Pieter.

Sampai sejauh ini, memang belum ada laporan soal konflik atau gangguan keamanan di daerah terkait dengan Pemilu di NTT. Situasi seperti ini, perlu terus dijaga, sehingga pemilu legislatfi dan pemilu presiden bisa sukses.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending