Bagikan:

RoboCop: Kisah Manusiawi Robot Polisi

Di masa depan, perusahaan Amerika Serikat OmniCorp telah mengembangkan robot yang berfungsi mengganti tugas-tugas pasukan AS di luar negeri. Digunakannya robot ini membuat jumlah korban tentara bisa dikurangi. Kini muncul keinginan agar pasukan mesin ini

BERITA

Minggu, 09 Feb 2014 21:30 WIB

Author

antonius eko

RoboCop: Kisah Manusiawi Robot Polisi

robocop

KBR68H, Jakarta - Di masa depan, perusahaan Amerika Serikat OmniCorp telah mengembangkan robot yang berfungsi mengganti tugas-tugas pasukan AS di luar negeri. Digunakannya robot ini membuat jumlah korban tentara bisa dikurangi. Kini muncul keinginan agar pasukan mesin ini juga digunakan untuk memerangi kejahatan di dalam negeri. 


Rencana membuat AS terbelah menjadi dua. Pihak yang setuju dimotori oleh Raymond Sellars, pemilik Omnicorp. Sementara yang menentang dipimpin oleh senator Dreyfuss, yang menganggap robot tak punya nurani untuk membedakan baik dan buruk. 


Kisah beralih pada detektif Alex Murphy yang tengah mengejar bos mafia  Antoine Vallon. Sayang, usahanya menjebak Vallon gagal total karena rencana itu bocor akibat keterlibatan orang dalam di kepolisian. 


Akibatnya, rekan Alex, Jack Lewis harus dirawat di rumah sakit setelah diberondong tembakan anak buah Vallon. Alex sendiri hampir kehilangan nyawanya akibat bom mobil, tubuhnya hancur. Kondisi ini justru dimanfaatkan oleh Raymond, yang ingin membuat robot tapi tetap memiliki emosi. 


Raymond menunjuk dokter Dennett Norton, kepala ilmuwan di OmniCorp untuk membuat RoboCop. Dengan telaten Norton membangun kepercayaan diri Alex hingga akhirnya dia  mau menjalani hidup barunya. 


Namun, sebelum diperkenalkan ke publik, Alex sempat kejang-kejang saat mendownload data para pelaku kriminal. Dikejar waktu, Norton tepaksa mengurangi tingkat dopamine di otak Alex sehingga dia tak punya emosi lagi. Akibatnya, Alex tak mampu mengenali istri dan anaknya. Dia kini benar-benar menjadi robot yang bertugas menangkap para pejahat. 


Untungnya, sang istri, dibantu dokter Norton, mampu mengembalikan kepribadian Alex. Kini prioritas dari jagoan kita adalah mencari Vallon dan antek-anteknya di kepolisian yang bertanggung jawab atas nasibnya. 


Sementara itu, kehadiran Robocop membuat seluruh rakyat Amerika Serikat setuju jika robot digunakan di dalam negeri. Tercapailah apa yang menjadi cita-cita Raymond Sellars dan OmniCorp. Kini mereka tak lagi membutuhkan RoboCop.


Saya sangat menikmati film ini. Bukan cuma karena aksi tembak-tembakannya, tapi juga karema unsur dramanya. Sutradara Jose Padilha sukses menggali sisi emosional dari RoboCop. 


Salah satunya saat Alex Murphy tak bisa menerima kondisi fisiknya yang mengerikan. Dia meminta dokter Norton untuk membunuhnya. Namun sang dokter mengatakan istri Alex yang meminta agar suaminya diberi kesepakatan kedua untuk hidup. 


Atau ketika Alex begitu gugup sebelum bertemu dengan istri dan anaknya untuk pertama kalinya sejak menjadi RoboCop. Alex  khawatir anaknya takut melihat melihat sosoknya yang seperti ‘monster’. 


Akting Joel Kinnaman, yang memerankan Alex Murphy, juga patut diberi jempol. Dia mampu mewakili emosi yang dirasakan penonton. Buat penggemar RoboCop saya berani jamin tak akan rugi menyaksikan film ini. 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending