KBR68H, Jakarta - Sejak Pemilu 2004, suara perempuan di pemerintahan terus bertambah, khususnya di legislatif. Ini ditandai dengan bertambahnya jumlah anggota DPR perempuan dari tiap penyelenggaraan Pemilu. Terakhir di pesta demokrasi 2009, kursi untuk perempuan 18%. Apakah Caleg dan pemilih perempuan mampu bersaing dalam Pemilu 2014 nanti ?
Menurut Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) Reformasi Kebijakan Publik KPI Mike Verawati, tren bertambahnya caleg dan anggota parlemen perempuan memang suatu kabar yang menggembirakan. Dari pantauan KPI, jumlah keterwakilan perempuan paling banyak terjadi di wilayah Jawa dan sumatera. “Kecuali Aceh, di sana masih rendah,” imbuhnya.
Meski terus bertambah jumlahnya, namun demikian tidak semua anggota parlemen perempuan berkualitas. “Beberapa anggota dewan yang sejauh ini berkualitas adalah bu Eva Kusuma Sundari dan Nurul Arifin,” ujar Mike. Oleh karena itu, Mike menekankan agar para caleg dan pemilih perempuan terus berkoordinasi dengan berbagai badan atau LSM peduli perempuan. ”Tujuannya untuk memberikan pendidikan politik bagi mereka,” tambahnya.
Pernyataan Mike dibenarkan oleh salah seorang calon anggota parlemen perempuan. Anggota DPR dari PDI Perjuangan, yang kembali mencalonkan diri di Dapil Jakarta, Merry Hotma mengatakan, selama ini kerjasama perempuan dengan organisasi kewanitaan atau LSM yang peduli perempuan belum maksimal. “Kalau dari segi kuantitas, kebetulan di partai kami sudah hampir 30 persen bahkan sejak Pemilu 2009,” kata dia.
Menurut Merry, kerjasama perlu dilakukan supaya para pemilih dan caleg perempuan mendapatkan pendidikan politik yang mumpuni. Dia menambahkan, tren caleg perempuan harus bisa ditingkatkan. “Karena hanya perempuan yang akan mengerti kebutuhan perempuan itu sendiri,” tegasnya. DIa menilai selama ini, baik pemerintah maupun DPR, yang notabene lebih banyak dihuni oleh kaum lelaki kerap tak memperhatikan kesejahteraan atau kepentingan perempuan.
Namun demikian, Merry mengingatkan agar para pemilih perempuan tidak asal pilih. “Tidak semua caleg perempuan berkualitas. Pilih yang terbuka dan suka turun ke lapangan, tidak hanya mengandalkan tim sukses,” jelasnya. Dia juga menambahkan agar para pemilih perempuan, khususnya kaum ibu rumah tangga tidak mudah diiming-imingi oleh uang atau pemberian sembako. “Caleg yang memberi uang biasanya menutupi kelemahannya,” kata Merry.
Dia menambahkan, selama ini beberapa caleg memang banyak yang mengumbar janji untuk memperhatikan hak dan kebutuhan kaum perempuan. “Tapi tidak pernah direalisasikan sehingga membuat para pemilih perempuan trauma,” katanya. Hal itu akan membuat partisipasi perempuan dalam Pemilu berkurang.
Menanggapi hal tersebut, Mike menyarankan agar para caleg perempuan dapat mengerti aspirasi kaumnnya itu. Para caleg perempuan harus dapat menyikapi aspirasi perempuan dengan cara yang sederhana. “TIdak usah membuat janji yang rumit. Pada dasarnya perempuan, khususnya kaum ibu rumah tangga hanya ingin agar kebutuhan pokok terjamin harganya,” imbuhnya. Menurut Mike, selama ini kebijakan parlemen terlalu rumit dan tidak menjangkau kebutuhan dasar perempuan.
Soal janji kampanye, Merry punya pandangan sendiri. Menurut dia, permasalahan sembako memang penting. “Tapi ada masalah sosial yang lebih penting di belakang itu,” ujarnya. Para pemilih perempuan jangan hanya memikirkan bagaimana mendapatkan sembako dengan mudah. “Kalau begitu nanti mudah dibodohi dengan sumbangan sembako oleh caleg,” ujarnya. Para pemilih perempuan harusnya sadar, dengan memilih caleg perempuan, maka para caleg itu akan memberikan kesempatan lewat kebijakan yang berpihak pada kaumnya.
Editor: Fuad Bakhtiar
Perempuan dan Pemilu
Sejak Pemilu 2004, suara perempuan di pemerintahan terus bertambah, khususnya di legislatif.

BERITA
Selasa, 18 Feb 2014 11:59 WIB


suara perempuan, perempuan dalam pemilu, caleg perempuan, keterwakilan perempuan
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai