Bagikan:

Pengamat: SBY Hanya Berusaha Memuaskan Dua Kubu di Demokrat

Semalam, petinggi Partai Demokrat berkumpul di Cikeas. Mereka mengadakan rapat tertutup pasca kepulangan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono dari umroh.

BERITA

Jumat, 08 Feb 2013 13:50 WIB

Author

Doddy Rosadi

Pengamat: SBY Hanya Berusaha Memuaskan Dua Kubu di Demokrat

demokrat, sby, anas urbaningrum

Semalam, petinggi Partai Demokrat berkumpul di Cikeas. Mereka mengadakan rapat tertutup pasca kepulangan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono dari umroh. Rumor beredar pertemuan itu membahas nasib Partai Demokrat. Ini menyusul kasus korupsi yang menimpa Ketua Umum Anas Urbaningrum.  Apakah SBY sebagai Ketua Dewan Pembina akan mengintervensi kepengurusan Partai Demokrat? Simak perbincangan KBR68H dengan pengamat politik Indria Samego dalam program Sarapan Pagi

Kabarnya SBY akan mengumumkan struktur baru partai, apakah SBY bakal melakukan intervensi sejauh itu?

Agak mundur ke belakang persoalan yang dihadapi Demokrat ini. Jauh-jauh hari saya sudah menduga bahwa Demokrat akan mengalami kemerosotan ketika SBY tidak lagi menjadi Presiden Republik Indonesia. Kalau partai itu tergantung pada tokoh, maka usianya itu tidak lebih dari usia sang tokoh. Itu yang kemarin dikutip kawan Kompas mengatakan bukan partai modern, kalau partai modern mestinya tergantung pada ideologi, siapapun yang memimpin semua bergerak atas dasar ideologi. Tapi sekarang tidak, semuanya atas dasar kehendak dari Ketua Dewan Pembina, semuanya mengandalkan itu. Ini sudah bisa diduga sebelum kasus politisi Demokrat yang banyak berurusan dengan KPK dan pengadilan karena tindakan korupsi atau diduga. Angelina Sondakh dan Nazaruddin itu sudah inkrah keputusannya, sementara yang lain masih banyak termasuk ketua umumnya juga. Jadi saya kira ada banyak hal yang menyebabkan Demokrat akan seperti yang diduga oleh lembaga survei itu, akan terjun bebas perolehan suaranya dalam Pemilu 2041 mendatang. Tapi karena ada kepengurusan tentu saja mereka bereaksi dan ada SBY disitu, itulah saya kira yang dihadapi Demokrat sekarang. Tapi apakah SBY akan melakukan tindakan radikal untuk penggantian, saya yakin tidak kesana. Karena ini akan menimbulkan resistensi, boleh jadi perang internal Demokrat. Jadi yang saya sudah lihat adalah SBY kembali ke tanah air, mengundang elemen-elemen yang bertikai itu untuk duduk bersama.

Apa yang dilakukan SBY dipastikan tidak bakal menimbulkan pertentangan?

Saya kira SBY orang yang selalu mencoba untuk memuaskan semua pihak. Jadi kubu Anas, kubu Jero Wacik itu terserah kompromi mereka. Karena secara teoritis ada lembaga-lembaga demokrasi yang tidak harus bergantung pada SBY teorinya, tetapi praktiknya semuanya SBY.

Dulu disebut kalau SBY tidak berani geser Anas, apakah ini masih berlaku sehingga maju mundur tidak jelas?

Saya kira dua hal. Pertama Anas itu dipilih lewat kongres mereka, jadi kalau ada intervensi betapapun kuatnya Dewan Pembina ini akan menimbulkan citra yang tidak bagus. Karena Demokrat tidak hidup sendirian di republik ini, dia akan dimonitor terus. Jadi kalau SBY terlalu menggunakan kekuasaan itu, walaupun Ketua Dewan Pembina dimungkinkan bisa gonta-ganti seperti presiden gonta-ganti menterinya. Tapi kenyataannya tidak, jangankan di partai di kementerian saja tidak berani. Kedua, Anas sendiri punya basis legitimasi, pasti mereka yang mendukung Anas itu tidak sedikit.
 
Kalau SBY merombak Anas tidak jadi ketua dan kemudian menimbulkan pertentangan, Demokrat akan lebih terjun bebas lagi?

Pertama citra tentang otoritarianisme, sikap SBY yang otoriter itu akan semakin dikenal diluar. Karena mengganti Anas yang dipilih oleh kongres, merupakan institusi tertinggi partai. Kedua, secara internal kalau misal Anas diganti oleh siapa begitu penggantinya itu saya yakin bobotnya di bawah Anas.

Kabarnya juniornya ya?

Ditertawakan orang lagi. Kapan dia jadi pengurus partai, aktif di partai, kalau di tentara ini dia pangkatnya baru kapten tapi jadi kepala staf.        
 
 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending