Kemarin Partai Demokrat merampungkan gelaran Rapat Pimpinan Nasional Rapimnas. Putusan dari rapimnas itu adalah pengesahan majelis tinggi partai yang akan mengambil alih tugas sang ketua. Nantinya setiap putusan partai, bakal dirapatkan dan diputuskan bersama majelis tinggi. Dalam rapat sebelumnya, Majelis Tinggi Partai Demokrat yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono mencabut wewenang Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Apakah keputusan SBY tetap mempertahankan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum bisa mendongkrak elektabilitas Partai Demokrat? Simak perbincangan KBR68H dengan pengamat politik dari CSIS J Kristiadi.
Pak SBY kemarin di Rapat Pimpinan Nasional memutuskan tidak melengserkan Anas Urbaningrum. Kira-kira bisa menaikkan elektabilitas partai dalam beberapa bulan sebelum 2014?
Ada beberapa alasan. Pertama menggantungnya kasus Anas ini saya kira masih belum bisa dijadikan alasan untuk mempercepat proses kenaikan elektabilitas, karena ini tergantung soal status Anas harus jelas dulu. Kalau kasus ini menggantung saya kira sangat sulit untuk bisa meningkatkan elektabilitas, karena di internal mungkin di dalam adem ayem tapi hiruk pikuk diluar ini juga membuat kesulitan. Kedua saya kira SBY kemarin memang mencoba konsolidasi ke dalam, tapi mencari musuh di luar, publik opini disalahkan sebagai suatu hal yang ikut merosotkan elektabilitas, kemudian para pengamat juga seperti itu, saya kira itu membuka front yang lain. Ketiga menurut saya, elektabilitas ini kenapa tergantung kepada posisi Anas, kenapa tidak berpikir lebih mendalam betulkah bahwa dalam survei-survei yang dipaparkan itu memang ada peningkatan ekonomi tapi yang juga dirasakan oleh masyarakat. Sebab waktu itu saya ikut mengevaluasi, saya mengatakan betul ada pertumbuhan tapi yang namanya ketimpangan itu semakin meningkat sejak 2002-2012. Ini artinya apa, hanya dikatakan ekonomi meningkat itu bagi kalangan elit saja tapi tidak ke bawah. Ini perlu dicermati, jangan kemudian kita mengkorelasikan yang tidak bisa dijadikan sebab dan akibat. Sebab penyebab dari merosotnya citra itu seakan-akan bukan performance ekonomi, tapi seakan-akan cuma kasusnya Anas Urbaningrum. Padahal menurut saya ekonomi yang dikatakan tumbuh ini cuma dinikmati segelintir orang saja, rakyat tidak menikmati pertumbuhan yang dikatakan dalam survei itu. Akhirnya waktu itu saya sudah sampaikan tapi sepertinya yang juga mengungkapkan koran Jakarta Post ya, yang lain saya kira kemudian terpesona dengan dalil yang mengatakan ini ada anomali. Padahal bagi saya bukan anomali, itu performance pemerintah yang juga sebetulnya tidak menyentuh kepentingan masyarakat langsung, seperti subsidi Rp 300 triliun terus digenjot habis tanpa mempedulikan teriakan masyarakat bahkan di lingkungan pemerintah sendiri di jajaran SBY bahwa tidak mungkin dipertahankan. Sebetulnya kemarin itu rekonsiliasi atau konsilidasi itu terlalu sumir dan dangkal, itu cuma simbolik seremonial, tidak mengubah apa-apa.
Berarti faktor eksternal lebih besar ketimbang hanya komitmen pakta integritas ya?
Itu pasti ada pengaruhnya. Tapi jangan kemudian bersandar kepada suatu kajian yang perlu didalami lagi, apakah betul bahwa pertumbuhan ekonomi sekarang ini yang menjadi penyebab. Ini korelasinya sangat simplistis, pertumbuhan ekonomi bagus berarti kinerja pemerintah baik tapi Demokrat turun atau Demokrat adalah simbol presiden. Ini yang namanya ilmu korelasi itu hanya bahan pendukung saja, penguatan korelasi yang disebut seperti itu. Kemudian didalami apakah betul pertumbuhan ekonomi ini menjangkau juga publik ternyata tidak, kajian-kajian pemerintah sendiri yang mengatakan bahwa gene ratio semakin lama semakin meningkat. Ini menurut saya sangat penting dan saya kecewa juga kenapa seakan-akan konsolidasi Demokrat ini tidak dikaitkan dengan pemecahan masalah korupsi politik secara nasional. Kita tahu semua politik uang, politik uang itu terjadi tidak pernah ada aturan detail dan rinci mengenai transparansi dan akuntabilitas bagaimana dan berapa besar yang keluar. Ini menurut saya kurang dijadikan fokus agenda untuk memfokuskan seperti itu, sebab kalau partai kacau kita asyik bicara perorangan kita tidak dapat apa-apa.
Keputusan Rapimnas semalam bahwa pengesahan Majelis Tinggi Partai Demokrat yang akan mengambil alih tugas ketua dan nantinya setiap keputusan partai bakal dirapatkan dan diputuskan bersama Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Apakah menurut anda sudah tepat mengenai hasil semalam?
Terus terang saja kalau saya lihat di Partai Demokrat, tokoh yang memang mempunyai DNA untuk bisa menggalang kekuatan jaringan bawah itu ya Anas Urbaningrum. Jadi meskipun ada Majelis Tinggi itu tentu bisa untuk mendorong, tapi tokoh sentral ini Anas Urbaningrum yang bisa turun dan membangun jaringan untuk konsolidasi. Ini terbukti berhadapan Anas dengan SBY betul-betul yang mempunyai akar ke bawah dan akar yang sebetulnya simbolik saja. Pak SBY ini sebetulnya menjadi besar karena penampilan, setiap penampilan belum tentu mempunyai akar. Saya kira yang tentu kalau kemudian juga yang diharapkan ada konsolidasi dan ternyata Anas yang dijadikan akar ini, memang masih dilematis karena mungkin di dalam bisa konsolidasi tapi di luar dia dicerca terus. Jadi menurut saya ini penyelesaian yang parsial, penyelesaian yang tidak didasari oleh pemahaman yang mendalam mengenai apa persoalannya dan untuk jangka pendek. Dikatakan jangan omongkan dulu 2014, tapi semua ini untuk 2014 dan 2014 untuk memenangkan partai, bukan untuk kemenangan rakyat.
Saran anda untuk Demokrat apa?
Saran saya manfaatkanlah wibawa Pak SBY. Penyelesaian konsolidasi Demokrat harus merupakan bagian daripada penyelesaian bagaimana kita bisa meruntuhkan struktur kekuatan politik yang didasarkan oleh politik uang, banyak sekali orang bisa memberikan masukan-masukan tapi apakah ada niat para politisi termasuk Pak SBY untuk bisa membangun konsensus nasional, membikin suatu kaukus yang terdiri dari orang-orang partai, media, pegiat anti korupsi untuk menyusun bersama-sama bagaimana sebetulnya yang namanya politik uang bisa diberangus dengan melalui detail transparansi, akuntabilitas dan juga sanksi yang jelas. Ini sebetulnya juga menurut saya partai-partai merasa ngeri bagaimana kader-kader terbaiknya seorang presiden partai, seorang ketua umum, seorang menteri ramai-ramai ke penjara. Saya kira tinggal kepemimpinan, siapa yang ada pemimpin yang bisa mengambil isu itu untuk menyelamatkan bangsa dan negara ini.
Pengamat: Cuma Anas yang Bisa Galang Kekuatan Arus Bawah di Demokrat
Kemarin Partai Demokrat merampungkan gelaran Rapat Pimpinan Nasional Rapimnas. Putusan dari rapimnas itu adalah pengesahan majelis tinggi partai yang akan mengambil alih tugas sang ketua.

BERITA
Senin, 18 Feb 2013 11:42 WIB


rapimnas, partai demokrat
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai