Bagikan:

Konferensi Pemimpin Agama Asia Diharap Bisa Tekan Kelompok Intoleran

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Sekitar 85% penduduk Indonesia yang berjumlah 230 juta merupakan Muslim.

BERITA

Kamis, 21 Feb 2013 11:45 WIB

Author

M Irham

Konferensi Pemimpin Agama Asia Diharap Bisa Tekan Kelompok Intoleran

Konferensi, Pemimpin Agama, Asia

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Sekitar 85% penduduk Indonesia yang berjumlah 230 juta merupakan Muslim. Namun, status Indonesia sebagai bukan negara Islam telah memberi ruang hidup bagi kelompok non-muslim. Sekitar 11% penduduk Indonesia berasal dari golongan kristen. Namun konflik antar agama kerap terjadi di negeri ini. Sebut saja konflik di Poso, Sulawesi Tengah, dan  Ambon, di Maluku.

Pada akhir bulan ini, International Conference of Islamic Scholars (ICIS) menggelar Konferensi Pemimpin Agama  Islam-Kristen Asia.  Konferensi ini digelar berkat kerjasama dengan sejumlah organisasi agama

termasukPersekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Konferensi ini mengambil tema, “Bringing A Common Word to Common Action for Justice” atau “Menciptakan Kesepahaman menuju Kerjasama bagi Keadilan”.

Tema ini punya sejarah. Pada September 2007, Raja Jordan, King Abdullah II yang mengirim surat kepada para pemimpin Kristen. Surat ini dibuat pasca serangan teroris 9 September 2001, di mana masyarakat dunia sangat takut dengan tindakan kelompok radikal. Mengingat kesamaan antara Islam dan Kristen, yaitu kasih. Sesuatu yang menjadi prinsipil dalam agama. Surat ini kemudian direspon pimpinan gereja dunia. “Tindaklanjutnya kemudian adalah bentuk konferensi, yang melibatkan pemimpin Islam di Asia,” kata Ketua Bidang Lintas Agama dari Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Favor Adelaide Bancin.

Indonesia dipilih sebagai tuan rumah konferensi ini karena merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim. Konferensi Pemimpin Agama Islam-Kristen Asia dianggap mampu warga muslim di Indonesia tak terprovokasi di tengah kasus terror bom dan konflik agama.

“Dengan maraknya kasus intoleransi, konferensi diharapkan bisa menjadi energy baru agar bisa hidup berdamai, tanpa harus pertarungan dengan nama agama,” lanjut Pavor.

Konferensi Pemimpin Agama Islam-Kristen Asia menjadi perhatian khusus Komisi Hak Asasi Manusia Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Anggotanya, Siti Ruhaeni mengatakan, konferensi dapat membangun kebersamaan umat beragama di Asia.
“Tentu ini akan mendorong penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia,” kata dia.

Di tengah pertemuan yang akan dihelat akhir bulan ini, semua tak bisa menutup mata. Kelompok minoritas seperti Ahmadiyah masih kerap menjadi sasaran penyerangan kelompok intoleran. Sayang, Ahmadiyah tak dilibatkan dalam konferensi internasional ini. Kepala Keamanan Nasional Ahmadiyah, Deden Sudjana meminta pihaknya dilibatkan. Kata dia, Ahmadiyah pun memiliki prinsip dalam keyakinan, Semua kita cintai, tak ada yang kita benci.

“Dari pihak Ahmadiyah sangat bangga dengan adanya konferensi ini, karena karena secara keseluruhan kita ini satu metode. Yaitu saling mengasihi antar sesame,” ungkap Deden.

Jemaat Ahmadiyah berharap pertemuan antara pemimpin agama se-Asia ini mampu mengeliminir tindak kekerasan oleh kelompok intoleran. Pasalnya, selama mereka dibiarkan bertindak tanpa ada hukum yang tegas, maka toleransi beragama hanya sekedar harapan yang tak sampai.

“Konferensi ini perlu mendorong pemerintah untuk menindak aksi-aksi intoleran yang kerap terjadi kepada kelompok minoritas,” kata Deden.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending